Lihat ke Halaman Asli

Jimmy S Harianto

TERVERIFIKASI

Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

RedPalms Kompas vs Timnas Bulu Tangkis

Diperbarui: 11 Januari 2022   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LIEM SWIE KING -- Ujung tombak kesebelasan Pelatnas Bulu Tangkis Indonesia, Liem Swie King (putih-putih) bersiap menembakkan bola ke gawang JB Suratno (Kompas), di Stadion Madya tahun 1980-an. Di belakang, ada Yesayas Octovianus dan Oemar Samsoeri dari Kompas. Kompas dicukur gundul, nyaris mendekati 10 tanpa balas. (Foto: Dokumentasi Kompas)

Kompas Redpalms' Unplugged Story

Kami biasa menyebut diri kami dulu RedPalms, Redaksi Palmerah Selatan. Tim sepak bola kami, pada tahun 1975-an sampai 1990-an termasuk laris dibon untuk bertanding, entah di lapangan Kalibata (sekarang sudah jadi apartemen Kalibata City), entah di lapangan gratisan di halaman belakang Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang megah itu.

Pokoknya siap bertanding. Bahkan di Stadion Madya, sempat, keok entah berapa kosong melawan tim Pelatnas Bulu Tangkis yang diperkuat pemain-pemain dunia seperti Liem Swie King, juara dunia Icuk Sugiarto, Christian Hadinata, pemain ganda juara All England Kartono, Hadibowo, Bobby Ertanto, Sigit Pamungkas, Lius Pongoh, termasuk pula pelatih fisik terkenal mereka, Tahir Djide. Biar mereka biasanya nepok bulu angsa, eh, ternyata di lapangan sepak bola mereka jago-jago sekali.

"Saya dulu harus memilih, mau main sepak bola atau bulu tangkis. Karena dua-duanya sama-sama suka. Akhirnya, pilih bulu tangkis," ujar Christian Hadinata, waktu itu.

Foto: Dokumentasi Kompas

Dan tidak salah pilih, di bulu tangkis, Christian tercatat sebagai salah satu pemain dunia yang paling banyak pasangan. Ketika berpasangan tetap Christian Hadinata dan Ade Chandra, mereka sempat dua kali juara ganda putra turnamen paling bergengsi, All England (1972-1973) serta Ganda Campuran dengan Imelda Wigoena (1979).

Juga jago main bola, bak Maradona, pemain tunggal putra Sigit Pamungkas. Beruntung, kalau tidak kalah 0-10 lawan bintang-bintang dunia bulu tangkis itu, di Stadion Atletik Stadion Madya tahun 1980-an.

Ketika bertanding lawan tim pelawak, di antaranya ada Dono, Kasino, Indro dari Warkop DKI, tim bulu tangkis dunia ini juga menang telak. Meski demikian, tim para pelawak kondang ini masih unggul jika ditanding lawan tim RedPalms...

Yang paling garang dan menangan, adalah tim "tarik tambang" RedPalms. Menang telak lawan tim para wakil rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dalam sebuah kesempatan 17 Agustusan pada tahun 1990-an.

Foto: Dokumentasi Kompas

Tim tarik tambangnya tidak main-main. Wartawan-wartawan galak di lapangan pada turun, ada wartawan Perhubungan yang sering membantai penyelundup di pemberitaan, DJ Pamoedji, ada juga dedengkot Desk Ekonomi Raymond Toruan, ada Redaktur Politik Robby Sugiantoro, ada wartawan Hukum Oemar Samsoeri, Wartawan Hankam Purnama Kusumaningrat, Wartawan desk Luar Negeri Piet Warbung, Wartawan Istana Sjafe'i Hassanbasari alias iie, wartawan Istana Ansel da Lopez, wartawan foto Istana JB Suratno, ada juga wartawan pencinta alam (mendiang) Norman Edwin yang tak lama kemudian meninggal di puncak Aconcagua, Andes, Amerika Latin. Blom lagi dedengkot logistik Redaksi, mas Sutiyun...

Foto: Dokumentasi Kompas

Banyak tertawa

Tim RedPalms memang banyak tertawa. Juga P Swantoro, wakil Jakob Oetama di Kompas, banyak ketawa dan senyum. Seperti kata pepatah, "Orang optimis adalah orang yang bisa menertawakan diri sendiri," sampai ngakak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline