Lihat ke Halaman Asli

Jimmy Hitipeuw

Mantan wartawan

Apakah Masalah Selesai dengan Pertambahan Jumlah Dokter di Indonesia?

Diperbarui: 7 Februari 2024   05:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ANTARA FOTO via KOMPAS.com

Isu kesehatan menjadi salah satu pokok pembahasan dominan dalam debat kelima calon presiden 2024 yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta, Minggu (4/2/2024). Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, menekankan komitmennya dalam masalah kekurangan dokter di Indonesia yang akan diatasi dengan menambah fakultas kedokteran dan memberikan beasiswa studi kedokteran di luar negeri.

"Masalah kesehatan di Indonesia itu kekurangan dokter. Kita kurang 140.000 dokter. Itu utama," jelas Prabowo dalam potongan pemaparan visi misinya.

"Kami akan segera mempercepat kekurangan dokter di Indonesia. Kita kekurangan sekitar 140 ribu dokter dan itu akan segera kita atasi dengan cara kita akan menambah fakultas kedokteran di Indonesia," tambah Prabowo dalam pemaparan di debat terakhir calon presiden 2024.

Pertanyaan mendasar yang muncul dan harus dianalisis lebih mendalam adalah apakah Indonesia akan mampu mempercepat keterbatasan tenaga dokter yang ada saat ini terlepas dari siapa yang nantinya terpilih sebagai pemimpin di negara ini?

Ada baiknya kita melihat persoalan ini bukan hanya kepada ambisi mempercepat pengadaan tenaga dokter, tetapi lebih kepada bagaimana sampai ketersediaan tenaga dokter dari masa kepimpinan satu presiden ke presiden lainnya masih saja bermasalah.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir, sempat mengakui sulitnya mencetak tenaga dokter agar bisa melayani di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

Nasir menyebutkan sejumlah kendala tersebut diantaranya mencakup sumber daya manusia, infrastuktur, hingga pelayanan kesehatan.

Laporan yang dikeluarkan oleh bank digital Jerman, N26, menyebutkan Indonesia merupakan salah satu negara dengan biaya kuliah kedokteran termahal di dunia pada tahun 2022 atau menempati urutan ke-8 dari hasil riset terhadap 50 negara.

N26 mengestimasi biaya kuliah di fakultas kedokteran Indonesia dapat mencapai lebih dari Rp 900 juta yang mencakup biaya pendidikan awal hingga meraih gelar dokter. Ini belum mencakup biaya pelatihan tambahan, biaya tempat tinggal, makanan, dan biaya hidup lainnya selama proses pendidikan.

M Nasir mengakui tingkat kelulusan calon dokter yang belajar di kampus-kampus besar di wilayah Indonesia Timur masih rendah atau di bawah 50 persen, seperti yang diantaranya terjadi di Universitas Cenderawasih meskipun Fakultas Kedokteran di kampus ini sudah terakreditasi B.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline