Lihat ke Halaman Asli

Hary Tanoe Pejuang Ekonomi Kerakyatan (Seri-6)

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Terobosan Hary Tanoe

JAKARTA. Membangun sebuah lembaga keuangan seperti bank nelayan, bank petani dan bank UMKM adalah program kedua capres saat ini.

Tapi tahu kah anda gagasan tersebut jauh sebelumnya telah didengungkan oleh Hary Tanoesoedibjo, Ketua Umum Organisasi Masyarakat Persatuan Indonesia.

Saat Hary mengatakan gagasan-gagasan tersebut tak sedikit pihak lawan berkomentar menyerang di media sosial. Namun lihat apa yang terjadi saat ini kedua capres-cawapres mengadopsi gagasan tersebut. Bukan HT namanya jika tidak berpikiran jauh kedepan.

Ide besar dari gagasan Hary membangun lembaga keuangan khusus adalah membangun ekonomi untuk kalangan menengah ke bawah. Dengan begitu, kalangan yang tidak tersentuh oleh bank selama ini bisa mendapatkan akses lebih mudah. Tidak hanya itu jika kelak pemerintahan bisa mengadopsi keseluruhan idenya maka tidak hanya akses, namun bunga juga harus murah dan kalangan menengah bawah mendapat pendampingan dan pelatihan.

HT mencoba membuat sebuah program percontohan. Dia menggulirkan pinjaman dengan bunga nol persen. Memberi mereka pelatihan dan pendampingan. Hasilnya perekonomian masyarakat bawah tersebut meningkat dari sebelumnya. Non performing loannya juga rendah, alias tingkat pengembaliannya tinggi.

Sektor yang telah merasakan percontohan program tersebut adalah puluhan ribu pelaku  UMKM. Sektor potensial ini selama ini tidak mendaptakan perhatian khusus dari pemerintah.   "Rata-rata pelaku UMKM selalu mengeluhkan sulitnya mendapatkan modal, adapun modal pedagang kita diberatkan dengan syarat dan bunga yang tinggi," jelas HT seperti dikutip oleh surat kabar Sindo

Gagasan HT sendiri datang dari perjalananya berkeliling Indonesia. Banyak masyarakat yang mengeluhkan bagaimana pedagang di hampir seluruh daerah adalah rendahnya dukungan pemerintah dalam akses pendanaan atau permodalan.

Selain sulitnya akses permodalan, HT menilai saat ini para pelaku UMKM sangat membutuhkan keterampilan, karena keterampilan sendiri sangat mempengaruhi produktifitas pelaku UMKM. Selain itu, penting juga dukungan infrastruktur bagi pelaku UMKM seperti keberadaan lembaga pemasaran sehingga produk-produk usaha kecil bisa dipasarkan secara lebih baik.

HT mengatakan pemerintah harus menyiapkan lembaga keuangan khusus untuk petani, nelayan, buruh "Basis ekonomi masyarakat ini perlu didukung dengan manajemen keuangan seperti perbankan khusus. Sehingga akses modal dan pendanaan masyarakat bawah di masing-masing sektor profesi ini bisa lebih terbuka," kata dia. Untuk seluruh sektor tersebut dia juga mengatakan butuh pelatihan keterampilan dan pendampingan.

Selama ini kebijakan perekonomian juga tidak berpihak pada masyarakat kecil. Tengok saja pinjaman bunga untuk usaha mikro di bank berkisar 14% hingga 40%. Bunga bisa dua kali lipat dari pinjaman jika si pengusaha mikro tersebut pinjam di bank keliling. Dan yang terjadi adalah lebih banyak pedangang mikro pinjam ke bank keliling daripada bank resmi. Karena di bank resmi ada berbagai syarat rumit yang harus ditempuh. Termasuk soal jaminan. Lantas bagaimana bila tidak ada jaminan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline