Lihat ke Halaman Asli

Jimmy Haryanto

TERVERIFIKASI

Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pak Jokowi, Berwisatalah Sekeluarga ke Danau Toba

Diperbarui: 14 Februari 2019   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: kompas.com

Kemarin, hari Rabu, 13 Februari 2019, Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, untuk memajukan pariwisata Indonesia di tahun 2019 ini.

Hadir dalam rapat itu Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Suwandi, dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

Seusai rapat Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, bahwa rapat tersebut menindaklanjuti rencana pemerintah membangun 10 pusat destinasi wisata seperti Bali atau Bali baru; namun dari 10 destinasi baru tujuan wisata itu baru empat yang diprioritaskan yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), dan Labuan Bajo-Pulau Komodo (Nusa Tenggara Timur). Keempat tujuan wisata itu memang menunjukkan perkembangan yang menjanjikan. Arief mencontohkan, adanya kenaikan jumlah penumpang yang cukup besar di Bandara Silangit, Medan yang baru diresmikan pada November 2017.

Walaupun Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang sangat indah seperti Bali, Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Bunaken, namun ternyata hal itu tidak cukup untuk menarik wisatawan untuk mengunjungi tempat menarik tersebut.

Menurut data Organisasi Pariwisata Dunia (World Tourism Organization), pada tahun 2017 turis yang berkunjung ke Perancis mencapai 86.918.000 orang, ke Spanyol 81.786.000 orang, ke Amerika Serikat 76.941.000 orang, ke China 60.740.000 orang, ke Italia 58.253.000 orang, ke Thailand 35.381.000 orang, ke Jepang 28.691.000 orang, ke Malaysia 25.948.000 orang, ke Singapura 13.906.000 orang, dan ke Indonesia mencapai 12.948.000 orang.

Angka itu hanya untuk menggambarkan betapa pentingnya kehadiran turis asing bagi suatu negara. Dulu bagi Jepang yang sudah makmur dengan industri mesin dan mobilnya ternyata tidak melupakan kehadiran turis asing. Walaupun kebijakan pemerintah Jepang masih relatif baru untuk menjadikan sektor pariwasata sebagai salah satu prioritasnya, namun jumlah turis yang datang ke Jepang (28.691.000 orang) sudah melebihi turis yang datang ke Indonesia.

Mungkin dengan mudah kita mengatakan bahwa orang tertarik ke Perancis karena ada Menara Eifel, tertarik ke Italia untuk melihat menara miring Pisa, tertarik ke Amerika Serikat untuk melihat kota New York dengan patung Libertynya. Tapi apakah hanya itu menjadi daya tarik? Pasti lebih banyak dari itu, dan sikap pemerintah dan masyarakat setempat yang membuat para pengunjung merasa nyaman sangat penting.

Apa yang bisa kita lakukan?

Sebenarnya ada langkah nyata yang tidak terlalu sulit untuk meningkatkan wisatawan yang datang ke Indonesia. Jika keluarga presiden, wakil presiden dan para menteri serta para pejabat lainnya melakukan kegiatan wisata ke Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo yang daerah tujuan wisata unggulan itu, pasti dampaknya sangat besar. Apalagi di era digital ini foto-foto atau video keluarga di daerah tersebut bisa dengan mudah tersebar ke seluruh dunia.

Tentu bukan hanya keluarga presiden, keluarga tokoh penting lainnya pun perlu melakukan kegiatan wisata ke daerah-daerah menarik di tanah air yang nantinya akan membawa dampak positif untuk peningkatan kegiatan wisata di Indonesia.

Masih ada anggapan kurang tepat di masyarakat seolah-olah kegiatan wisata itu tidak penting. Padahal menurut pengalaman negara maju, bahwa kegiatan wisata itu justru dapat meningkatkan semangat kerja dan produktivitas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline