Kita suadah tahu bahwa hari Minggu, di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta 26 Agustus 2018 pelari 100 meter (sprinter) Indonesia Lalu Muhammad Zohri akhirnya bisa tampil di final bersama 7 sprinter lainnya.
Untuk bisa tampil di final, Zohri telah mampu melewati babak penyisihan dan semifinal yang cukup berat karena kalau gagal di babak ini tentu tidak akan bisa ikut bertanding di final.
Sprinter Tiongkok Su Bingtian akhirnya tampil sebagai juara dengan catatan waktu 9,92 detik yang juga merupakan rekor baru di Asian Games dan dicatatkan di Jakarta.
Lalu Muhammad Zohri berada di urutan ketujuh dengan catatan waktu 10,20 detik. Tentu ini sangat berbeda dengan suasana bulan lalu ketika Zohri tampil sebagai juara Olimpiade junior di Tampere Finlandia dengan catatan waktu 10,18 detik. Saat itu media seolah-olah mengelu-elukan Zohri, bahkan dia sempat bertemu Presiden Jokowi di istana.
Seusai pertandingan final hari Minggu kemarin, Zohri diwawancarai wartawan dan dengan senyum pemuda berusia 20 tahun itu menyatakan tidak kecewa karena memang dia tidak diharapkan menyumbangkan medali di kelas itu karena saingannya jauh lebih baik catatan waktunya dari Zohri.
Sikap ini sangat baik dan kiranya kesempatan di Asian Games itu bisa dimanfaatkan Zohri untuk lebih memupuk semangatnya agar bisa memperbaiki catatan waktunya menjadi kurang dari 10 detik yang belum pernah diraih oleh orang Indonesia manapun. Indonesia pernah memiliki Suryo Agung Wibowo yang tampil di SEA Games 2009 dengan mencatatkan rekor Asia Tenggara 10,17 detik.
Dengan usia yang masih muda, Zohri bisa belajar dari Sprinter Tiongkok Su Bingtian yang mencatatkan waku tercepatnya kemarin dengan 9,92 detik dan sprinter dunia asal Jamaika Usain Bolt dengan catatan waktu terbaiknya 9,58 detik.
Tapi ada yang harus diingat agar nama Zohri tetap harum yakni menghindari perbuatan yang tidak baik bagi dunia olah raga. Atlit Jepang misalnya harus dipulangkan karena ketahuan menyewa perempuan pekerja seks komersial di Jakarta karena itu dianggap memeprmalukan tim Jepang. Walaupun Zohri nanti sudah bergelimang dengan uang dan fasilitas, namun sebaiknya pola latihan perlu dipertahankan. Demikian juga makanan dan minuman perlu dijaga agar sejalan dengan upaya memperbaiki catatan waktunya.
Yang juga penting diperhatikan Zohri menjaga pergaulan agar bisa mendukung pemenuhan cita-cita. Banyak atlet muda Indonesia yang cemerlang di masa muda, namun akhirnya tidak berkembang karena kurangnya perhatian pada hal-hal tersebut. Misalnya ada yang terlibat dalam alcohol atau narkoba yang akhirnya membuat prestasi mereka terhenti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H