Lihat ke Halaman Asli

Jimmy Haryanto

TERVERIFIKASI

Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Tujuh Puluh Tiga Tahun Indonesiaku

Diperbarui: 16 Agustus 2018   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak negeri ini diproklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta tanggal 17 Agustus 1945 sudah banyak yang terjadi. Namun kenangan akan kekejaman penjajah Belanda selama ratusan tahun selalu hidup dalam kalbu. 

Mengatur negeri merdeka itu tidak mudah sebagaimana pernah diungkapkan oleh Ramos Horta setelah berubah dari pejuang kemerdekaan menjadi penguasa negara Timor Leste. Mengatur Indonesia merdeka juga tidak mudah.

Awalnya Presiden Soekarno berupaya keras untuk membangun Indonesia yang baru merdeka itu. Namun di akhir jabatannya terjadi krisis ekonomi dan dia dianggap tidak peduli nasib rakyat dan kesenangannya terhadap perempuan cantik dijadikan dasar untuk menjatuhkan dia hingga 12 Maret 1967. Stadion Utama Senayan merupakan salah satu hasil pembangunan di zaman Bung Karno.

Kemudian dia digantikan Jenderal Soeharto yang menjadi presiden sejak 12 Maret 1967 hingga 1982. Awalnya dia dipuja-puja rakyat karena dianggap berhasil melumpuhkan kekuatan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan berhasil memperbaiki kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pemimpin negara lain, termasuk negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia (Uni Soviet), Inggris, dan lain-lain memuji-muji Presiden Soeharto. 

Namun setelah 32 tahun berkuasa rakyat menganggap dia terlalu banyak mengambil uang rakyat untuk kepentingan keluarga dan teman-temannya. Tanggal 21 Mei 1988 akhirnya dia berhenti sebagai presiden. Taman Mini Indonesia Indah merupakan salah satu karya Pak Harto.

Prof. Dr. Baharuddin Jusuf Habibie yang sebelumnya Wakil Presiden menjadi presiden dari tanggal 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999. Walau hanya singkat, tapi kiprah BJ Habibie sebagai pejabat negara sudah cukup lama sejak menjadi Menteri 1978 dan akhirnya wakil presiden Maret 1998. Sistem demokrasi baru dan pemilihan langsung presiden merupakan karya Presiden BJ Habibie.

Penggantinya merupakan hasil pemilu yang lebih demokratis yakni Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dari tanggal 20 Oktober 199 hingga 23 Juli 2001. Awalnya diterima baik namun gejolak politik akhirnya memaksanya untuk mundur. Salah satu karya penting Gus Dur adalah toleransi dan kebersamaan di kalangan seluruh masyarakat Indonesia. 

Megawati Soekarnoputri, putri presiden peratama, yang sebelumnya menjadi wakil presiden menggatikan Gus Dur dari 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004. Megawati berhasil melanjutkan pembangunan yang dilakukan Gus Dur hingga akhir masa jabatannya. Megawati dinggap bisa mengatasi masalah ekonomi Indonesia yang hampir menghadapi maslah berat.

Dalam pemilu langsung tahun 2004 Megawati dikalahkan oleh mantan menterinya, Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang berhasil menang melalui pemilihan langsung. SBY berkuasa dua periode hingga 20 Oktober 2014. Salah satu karya penting SBY dapat menjaga kestabilan ekonomi yang ditandai dengan jumlah hutang yang relatif kecil (26% dari GDP). 

SBY kemudian digantikan oleh Joko Widodo (Jokowi) yang sebelumnya menjadi Gubernur Daerah Khusus Ibu kota (DKI) periode 15 Oktober 2012-2017, namun kemudian terpilih menjadi Presiden RI sejak 20 Oktober 2014 hingga tahun 2019. 

Di zaman ini Jokowi banyak melakukan perubahan dalam pembangunan terutama dengan sikapnya yang bersih dan sederhana serta pekerja keras. Dia berhasil menjadikan harga barang di Papua menjadi sama dengn wilayah lainnya, dan membangun banyak bangunan yang dibutuhkan masyarakat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline