Lihat ke Halaman Asli

Jimmy Haryanto

TERVERIFIKASI

Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Benarkah Mahasiswa Indonesia Tidak Bisa Membaca?

Diperbarui: 14 Oktober 2017   04:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebenarnya pertanyaan saya kepada gadis cantik Jepang yang pernah kuliah di Indonesia ini hanya basa-basi untuk menghargai waktunya saat di Indonesia saja. 

Pertanyaannya bagaimana kesannya dengan mahasiswa Indonesia. Namun jawabannya sungguh mengagetkan. Bagaimana tidak, para mahasiswa di kampus yang sering dianggap sebagai universitas terbaik di Indonesia itu disebut tidak bisa membaca.   

"Maaf ya, maaf sekali. Para mahasiswa Indonesia itu tidak bisa membaca," katanya dengan bahasa Indonesia yang lancar karena dia kuliah dan menginap (kos) tiga tahun di Depok.   

Belum sempat saya bertanya lebih lanjut dia langsung melanjutkan dengan ramah,

"Mereka tentu bisa membaca huruf demi huruf dan kata demi kata. Namun saat diskusi terlihat tidak bisa mengerti apa maksud yang dibaca. Namun nilai mereka bagus-bagus. Heran juga." 

Wah, walaupun kita tidak senang mendengarnya, tapi apa mau dikata? Nyatanya negeri Jepang yang tidak punya kekayaan alam itu tapi pernah menguasai Indonesia. Bahkan saat inipun secara ekonomi Indonesia katanya sudah dikuasai Jepang terutama dengan mobil-mobil dan mesin-mesinnya.

Lalu saya bertanya apakah memang mahasiswa Jepang bisa membaca? 

Dia jelaskan bahwa sejak pendidikan dini anak-anak Jepang sudah dilatih untuk membaca, bukan hanya untuk mengenal huruf atau kata demi kata, tapi harus dapat menangkap isi buku yang dibaca. Misalnya anak-anak diminta untuk membaca buku yang disenangi tapi harus bisa menjelaskan apa inti dari buku itu.

Mudah-mudahan mahasiswa Indonesia tidak tersinggung apalagi sakit hati, tapi berupaya memperbaiki diri agar tidak dianggap tidak bisa membaca. Apalagi ada pemuda yang mengakui bahwa selama ini dia berbohong dengan prestasi bagusnya yang luar biasa itu. Hoaks juga merajalela.

Semua lembaga pendidikan, termasuk pendidikan dini seperti taman kanak-kanak dan sekolah dasar, perlu melatih peserta didik untuk bisa menangkap isi buku yang dibacanya.

HB Jasin dulu katanya pernah mengusulkan agar semua buku asing diterjemahkan agar orang Indonesia bisa membaca dan lebih cerdas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline