Lihat ke Halaman Asli

Jimmy Haryanto

TERVERIFIKASI

Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Beda antara Mimpi Pejabat dan Rakyat di Atas Danau Toba

Diperbarui: 30 September 2017   14:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: kemenpar.go.id

Pesawat Garuda akan membawaku mendarat di Bandara Silangit. Udara cerah kiranya membuatku dapat melihat keindahan danau yang konon terbentuk karena letusan gunung berapi Toba sekitar 70.000 tahun lalu.

Begitu dahsyatnya letusan gunung itu sehingga lava yang dimuntahkannya hingga ke India dan Afrika. Kemudian air berkumpul di tempat rendah itu sehingga terbentuklah Danau Toba yang kedalamannya bisa mencapai 600 meter dan luasnya 300 ribu hektar itu.

Agar tidak menjadi danau mati, maka mengalir pula Sungai Asahan yang kedalamannya sampai 50 meter dan membawa air danau Toba ke laut di Selat Malaka dekat kota Tanjung Balai. Karena mempunyai air terjun Siguragura dan Tangga, maka sebelas perusahaan Jepang bersatu membuat pembangkit tenaga listrik Asahan. Setelah 30 tahun, tahun 2013 proyek itu "dibeli" pemerintah Indonesia dengan harga sekitar enam triliun rupiah dan kini dikelola oleh PT INALUM.

Para ahli gunung berapi dunia di AS masih mempelajari letusan Gunung Toba itu hingga sekarang.

Waktu masih kecil aku sering berenang di danau Toba dekat desa Lumban Silintong, kampung kakekku. Tepatnya hanya bermain-main di pantai yang dangkal karena aku tidak bisa berenang. Airnya jernih dan hangat sungguh menyenangkan dengan batu-batu kecil di dasar danau.

Ikan mujair, ikan lele, ikan mas, ikan porapora, ikan bulanbulan atau asaasa, dan ikan Batak banyak di danau itu dulu.

Setelah bekerja seharian di sawah dan mandi di sumur di sawah sambil menahan dingin, maka nasi dengan sayur daun singkong dan ikan asin bakar sudah disiapkan nenek. Itu sudah mewah bagi kami. Menu siang malam setiap hari tidak pernah berganti.

Setelah lulus perguruan tinggi yang baik, aku telah lalui semua samudera dan kunjungi semua benua dengan pekerjaan yang baik pula.

Tak kutahu berapa lama aku di Toba, karena aku hanya ingin mengunjungi ibuku yang kini hanya bisa terbaring di tempat tidurnya.

Aku sungguh bersyukur di kala ibu yang hanya sempat lulus sekolah dasar masih sehat sempat mengunjungiku selama enam bulan di Kota New York. Dia datang bersama ayah saat itu.

Niat pemerintah saat ini ingin mengangkat wisata Danau Toba. Tak tanggung-tanggung ada tiga bandara yakni Kuala Namu di Medan, Silangit dekat Siborongborong dan Sibisa dekat Parapat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline