Lihat ke Halaman Asli

Jimmy Haryanto

TERVERIFIKASI

Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Jokowi Ahok Memang Beda!

Diperbarui: 24 Februari 2017   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada apa yang terjadi di negeri kita saat ini? Presiden Jokowi memiliki sikap hidup sederhana dan apa adanya (jujur dan tulus) demikian juga isteri dan anak-anaknya. Itu sangat tidak lazim di Indonesia.

Karena tidak lazim itu, maka banyak orang yang menganggap itu aneh atau dengan istilah yang sering dilontarkan bahwa itu hanyalah pencitraan untuk menunjukkan bukan pancaran sikap yang sebenarnya, atau hal negatif lainnya.

Presiden dengan kemeja putih digulung lengannya dan tidak suka dengan kemewahan jelas belum pernah terjadi di Indonesia. Isteri presiden yang tetap tampil sangat sederhana, walaupun harus diakui bahwa tanpa dihias berlebihanpun masih tetap cantik dan menarik, juga tidak lazim. Anak-anak presiden yang tampil sederhana seperti masyarakat lainnya dan apa adanya juga aneh. Bahkan rasanya belum pernah terjadi di negeri yang baru merdeka 71 tahun ini.

Lalu ada lagi Ahok, orang Indonesia keturunan Tionghoa beragama kristen yang menjadi wakil gubernur DKI bersama Jokowi sebagai gubernurnya. Bahkan karena Jokowi menjadi presiden, maka Ahok menjadi gubernur.

Apa yang dilakukan Ahok? Kalau membuat sungai kotor menjadi bersih, tidak ada masalah. Mengurangi banjir, kemacetan, dan persoalan lain tidak ada masalah.
Yang menjadi masalah adalah ketika Ahok menghalangi anggota DPRD menikmati triliunan rupiah melalui APBD pada hal sebelumnya hal yang lazim.

Menyulap Kalijodo menjadi tempat baik sekarang ini sesungguhnya tidak ada masalah seandainya tidak ada preman yang harus kehilangan pekerjaan. Tapi bukan saat Ahok menjadi gubernur Jakarta bersikap seperti itu.

Saat dia menjadi anggota DPR dia sudah berani mengambil sikap tidak populer di kalangan anggota DPR yakni tidak suka jalan-jalan ke luar negeri padahal dibayari negara dan dapat uang kantong pribadi lagi. Bahakn sebelum itu saat dia memutuskan diri untuk menjadi Bupati Belitung Timur sikap sederhana itu sudah muncul yang terlihat dari kesediaannya membersihkan jalan jika dilihatnya kotor.

Lalu mengapa mantan presiden SBY ikut bermain lagi dalam politik Indonesia akhir-akhir ini? Ini yang tidak disadari bangsa yang pernah dijajah 350 tahun ini. Perasaan terjajah itu terlalu dalam terpatri sehingga rasa rendah diri terlalu dalam.

Akibatnya hampir semua orang Indonesia tidak mau bekerja rendahan yang tidak dibayar atau yang bayarannya rendah kecuali kalau terpaksa. Mantan presiden atau menteri tidak mau bekerja yang lebih rendah dari itu.

Sekjen PBB sekarang António Manuel de Oliveira Guterres merupakan Komisaris Tinggi Pengungsi PBB periode 15 Juni 2005 – 31 Desember 2015. Namun sebelumnya dia adalah Perdana Menteri Portugal periode 28 Oktober 1995 – 6 April 2002. Bagi orang Barat menjadi Komisaris Tinggi PBB setelah menjadi Perdana Menteri tidak masalah.

Bagi orang Indonesia mana mau mantan presiden menjadi Komisaris Tinggi PBB itu. Tapi itu wajar bagi bangsa yang sangat lama dijajah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline