Lihat ke Halaman Asli

Jimmy Haryanto

TERVERIFIKASI

Ingin menjadi Pembelajaryang baik

PM Israel yang Disenangi Palestina itu Sudah Tiada!

Diperbarui: 29 September 2016   01:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mantan PM dan Presiden Israel Shimon Peres meninggal dunia. Penerima hadiah nobel perdamaian itu lahir di Polandia tanggal 2 Agustus 1923 dan meninggal dunia tanggal 28 September 2016.

Bersama Presiden Yasser Arafat dia menandatangani persetujuan damai yang menyetujui adanya dua negara yang hidup damai yakni Israel dan Palestina.

Pandangan Peres ini sangat jarang muncul dari pemimpin Israel yang pada umumnya sangat enggan menerima keberadaan negara Palestina. Dalam wawancara dengan CNN Shimon Peres mengakui bahwa pandangannya itu belum tentu diterima oleh masyarakat Israel, namun dia mengatakan itulah pandangan yang realistis.

Wartawan Y. TOMI ARYANTO dari majalah Tempo menuliskan dengan baik bahwa Shimon Peres menceriterakan kepada lima wartawan Indonesia di kantornya di dekat Tel Aviv, akhir Maret 2016 bahwa semasa hidupnya Peres sangat bersahabat dengan mantan presiden RI Adurrahman Wahid alias Gus Dur. Dalam berbagai kesempatan formal maupun informal, keduanya kerap saling memuji.

Shimon Peres mengatakan bahwa “Abdurrahman Wahid adalah pemimpin besar.” Peres mengatakan sahabatnya itu adalah pemimpin yang punya wawasan luas tentang bagaimana membangun bangsa dan perdamaian dunia. Selama hampir sejam pertemuan, berulang kali Peres menyebut nama Gus Dur.”

Kepada para wartawan Indonesia itu Peres bercerita bahwa hubungan Indonesia-Israel seharusnya bisa terjalin ke arah yang lebih baik di masa mendatang. “Meski tidak mudah karena berbagai faktor dan politik dalam negeri Indonesia. Tapi, pada dasarnya, tantangan hidup di masa mendatang tak mungkin lagi dihadapi sendiri oleh setiap negara. Semakin hari, batas-batas wilayah semakin tak berarti dan kita memasuki era yang sama sekali berbeda.”

Saat menerima penghargaan di New York dari Simon Wiethemthal Center, sebuah yayasan yang bergerak di bidang penegakan HAM yang menilai Gus Dur merupakan salah satu tokoh yang peduli terhadap persoalan HAM dan melihat kegigihan Gus Dur dalam memperjuangkan pluralisme dan multikulturalisme di Indonesia, Gus Dur menceriterakan bahwa bukan hanya di Indonesia dia dianggap sebagai sahabat, orang Israelpun menganggapnya sebagai sahabat padahal mereka tahu bahwa Gus Dur seorang pemimpin Islam.

Tahun 1994 Shimon Peres bersama YitzhakRabin dan Yasser Arafat menerima hadiah nobel perdamaian. 

Orang-orang baik itu kini sudah pergi.

Shimon Peres. AP/Dan Balilty dan Tempo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline