[caption id="attachment_303705" align="aligncenter" width="300" caption="Rumah Tua di Kyoto, Jepang"][/caption] Percaya atau tidak, ada negara yang jumlah penduduknya berkurang terus, pada hal sudah cukup maju. Menurut Jiji Press tanggal 1 Januari 2014, penduduk Jepang di akhir tahun 2013 turun 244 ribu orang dibandingkan tahun sebelumnya (sebagaimana data dari Ministry of Health, Labor and Welfare). Pada hal di Jepang tidak ada badan keluarga berencana seperti BKKBN atau juga tidak ada himbauan supaya ikut keluarga berencana. Kenapa jumlah penduduk Jepang ini bisa menurun terus? Mungkin hal-hal ini dapat menjelaskan. Pertama jumlah kelahiran bayi juga berkurang 6.000 orang setiap tahunnya, dan jumlah kematian lebih tinggi dibandingkan kelahiran bayi. Jumlah kelahiran anak di Jepang mencapai 1.031.000 per tahun dan jumlah kematian mencapai 1.275.000 orang per tahun. Menurut pemerintah Jepang penurunan jumlah penduduk ini sudah terjadi sejak tahun 2005.
Jumlah orang yang menikah juga semakin menurun sekitar 6.000 menjadi 663.000 setiap tahunnya. Memang Jepang didominasi oleh penduduk berusia tua dengan kemajuan kesehatan yang sangat baik.
Harian The New York Times pernah mengangkat isu ini dan faktor lain penyebab menurunnya jumlah penduduk ini akibat semakin banyaknya wanita Jepang yang memutuskan untuk tidak menikah karena tuntutan yang terlalu berat, yakni harus bisa menjadi ibu yang baik bagi anak-anak, isteri yang baik bagi suami, serta penopang bagi keluarga (harus bekerja dengan penghasilan yang baik pula).
Penurunan jumlah penduduk Jepang yang terus menerus ini sudah mulai mengkhawatirkan warga Jepang karena bisa memengaruhi masa depan negeri itu.
Apakah penduduk Indonesia juga nanti akan menurun setelah mengalami kemajuan seperti Jepang ini? Mungkin kita bisa belajar dari pengalaman negeri maju ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H