Lihat ke Halaman Asli

Jimmy Haryanto

TERVERIFIKASI

Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Anas Ditahan, Sisi Lain SBY Terkuak!

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama-tama harus diakui bahwa Anas Urbaningrum merupakan salah satu tokoh reformasi yang memberi harapan bagi masyarakat. Anak desa Ngaglik, Srengat, Blitar, Jawa Timur itu sudah dikenal cerdas sejak muda. Dia masuk FISIP Unair tahun 1987 karena pintar di SMA sehingga lolos program Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) dan lulus tahun 1992.

Kemudian dia melanjutkan studi ke S-2 di UI dan tahun 1997 hingga 1999 menjadi Ketua Umum HMI. Tahun 1998 Anas Urbaningrum sering muncul di media karena merupakan anggota Revisi UU Politik. Tahun 1999 Anas menjadi anggota Tim Seleksi Parpol yang memverifikasi parpol yang ikut pemilu. Tahun 2000 lulus S-2 dari UI. Lalu tahun 2001-2005 menjadi anggota KPU. Karena kisruh di KPU, Anas mengundurkan diri dan tidak lama kemudian bergabung dengan Partai Demokrat tahun 2005.

Anas Masuk Kekuasaan

Tahun 2009 Anas terpilih menjadi anggota DPR dari Partai Demokrat mewakili Blitar. Tanggal 23 Juli 2010 Anas Urbaningrum makin cemerlang lagi dengan terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Namun saat prahara menimpa Partai Demokrat yang dimulai dengan tertangkapnya bendahara partai Muhammad Nazaruddin, perlahan kecemerlangan politik Anas Urbaningrum mulai meredup. Tanggal 22 Februari 2013 Anas mengundurkan diri dari Ketua Umum Partai Demokrat akibat tuduhan Nazarudin bahwa dia dan Andi Mallarangeng terlibat dalam korupsi Hambalang.

Setelah melalui proses panjang dan mendalam, serta sangat hati-hati, maka pada tanggal 10 Januari 2014 KPK akhirnya menahan Anas Urbaningrum. Penahanan Anas Urbaningrum merupakan kiprah tersendiri bagi KPK karena beberapa hari sebelumnya Anas menolak panggilan KPK. Sikap KPK yang menetapkan Anas sebagai tersangka dalam kasus korupsi proyek Hambalang sudah merupakan kejutan bagi masyarakat. Demikian juga dengan penahanan ini.

Ada Apa Dengan Ibas?

Namun tidak sedikit yang mempertanyakan Ibas atau Edhie Baskoro sang putra SBY kapan? Pertanyaan itu tidak mungkin lepas dari sikap SBY sendiri. Tapi kalau melihat kenyataan, ada sikap positif SBY yang kurang kelihatan akibat sorotan terhadap kinerjanya yang dianggap kurang. Sikap yang mana dan mengapa perlu menjadi perhatian?

Di zaman keterbukaan ini, media dan publik sudah mengungkap secara terang-terangan bahwa Ibas menerima uang dari Yulianis. Di harian Tempo edisi 16 Maret 2013 dan dalam Kompasiana Yulianis memang ada catatan pengeluaran untuk Andi Mallarangeng dan Ibas masing-masing sebesar Rp 1,8 miliar. Bahwa Ibas menyangkalnya sama juga halnya dengan Andi Mallarangeng dan Anas Urbaningrum. Tapi yang lebih penting sikap SBY sendiri?

Inilah yang luput dari pengamatan masyarakat. Seandainya Ibas benar bersalah, nampaknya SBY akan menerima segala akibatnya. Mungkin sebagai ayah, SBY hanya akan mencoba menyiapkan upaya agar Ibas benar-benar menjalani proses hukum secara adil. Apa dasar pandangan ini?

Sikap Unik SBY

Pertama, sikap SBY ketika besannya Aulia Pohan diproses KPK yang akhirnya membuatnya mendekam di penjara. Sikap SBY yang tidak mencoba mencegah atau mengurangi hukuman besannya itu seharusnya menjadi catatan tersendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline