“It’s good to be young. It’s good to be a student. It’s good to be young and a student.” Pope Paul John II di kampus University of South Carolina, Columbia, AS, 11 September 1987.
Memang masa muda waktu masih sebagai pelajar merupakan saat yang paling indah dan menyenangkan. Tidak heran banyak penulis atau pencipta lagu menjadikanya sebagai sumber inspirasi seperti Semut Merah, Gita Cinta di SMA, dll.
Masa-masa di SMA merupakan masa yang paling indah dan menentukan. Tidak heran di negara-negara maju acara perayaan penting adalah ketika orang lulus SMA. Ternyata lebih meriah daripada wisuda sarjana. Kenapa?
Selidik punya selidik, ternyata di negara maju ketika orang lulus SMA, maka mereka dianggap sudah dewasa. Artinya orang itu sudah bisa hidup mandiri. Orang tua pun sudah bisa lepas tanggung jawab. Biasanya kalau seorang anak diwisuda saat lulus SMA, apa pun kesibukan orang tuanya, pasti datang untuk menyaksikan acara itu.
Bagaimana dengan Indonesia? Saat di SMA juga menentukan. Apalagi akhir-akhir ini anak-anak Indonesia kelihatannya lebih cepat dewasa dan sudah lebih cepat dapat memahami makna kehidupan. Guru-guru juga seharusnya menyadari ini; kalau bisa guru dapat memberikan pilihan yang tepat bagi siswa yang akan lulus SMA.
Secara umum hampir semua siswa SMA di tanah air ingin melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Namun kalau diselidiki dengan saksama, belum tentu itu pilihan yang terbaik.
Terutama bagi siswa yang orang tuanya tidak mampu, seharusnya tidak perlu memaksakan diri untuk langsung kuliah di perguruan tinggi. Ada pilihan lain, misalnya langsung bekerja. Pilihan seperti ini bukan berarti kegagalan yang harus disesali. Guru harus bisa meyakinkan siswa bahwa tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi merupakan salah satu pilihan yang baik, dan bukan suatu kegagalan. Yang penting ditanamkan agar mereka tetap belajar dan berupaya mengembangkan dirinya. Banyak orang berhasil yang langsung bekerja setelah SMA kemudian setelah bekerja dia menabung dan mampu kuliah di perguruan tinggi sambil bekerja.
Bahkan bagi orang tua yang mampu pun kalau anaknya memang tidak langsung kuliah setelah SMA pun bukan merupakan kegagalan.
Bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi juga perlu dilakukan dengan baik dan hati-hati. Pilihan tradisional untuk menjadi dokter, sarjana ekonomi, sarjana hukum karena memberikan jaminan hidup yang lebih baik perlu dikaji lebih dalam saat di SMA. Tidak setiap dokter kaya, ada dokter yang benar-benar mengabdi untuk menolong masyarakat agar sehat. Tidak semua sarjana ekonomi jadi terkenal, banyak sarjana hukum yang tidak sekaya pengacara koruptor saat ini, dan seterusnya.
Karena anggapan tradisional ini ada orang tua yang “memaksakan” anaknya menjadi sarjana hukum padahal sesungguhnya minat dan kemampuan anak bukan di situ. Biasanya anak itu akan menghadapi kesulitan.
Memupuk dan melatih diri di berbagai bidang seperti olah raga, musik, dll dapat menunjang keberhasilan seseorang. Komedian terkenal di New York David Letterman yang dibayar dengan jutaan dolar, sangat bersyukur kepada gurunya yang dapat mengenali bakat humornya ketika dia masih di sekolah. Rory McIlroy yang baru berusia 23 tahun hanya lulus SMA tapi sudah punya masa depan yang baik karena jago main golf sejak kecil.
Masih ada juga anggapan di kalangan siswa dan orang tua kalau jurusan tertentu seperti Matematika, Biologi, Kimia, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Asing kurang top karena tidak terlalu menjanjikan. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar, sebab banyak juga orang yang berhasil di bidang ini.
Ketika siswa di SMA sebaiknya ada kesempatan untuk memikirkan dengan sungguh-sungguh tentang rencana setelah lulus SMA; bantuan dari guru yang bisa mengarahkan sangat berguna.
Yang penting orang tidak boleh berhenti belajar; mau bekerja langsung pun masih bisa belajar; misalnya belajar untuk menjadi pekerja yang berhasil. Apa sebenarnya arti pendidikan? Mengapa orang bersekolah sampai perguruan tinggi dan sampai jauh ke luar negeri? Bukankah supaya memiliki pengetahuan yang berguna untuk membuat orang itu atau orang lain lebih baik?
Mudah-mudahan hal ini sudah ditampung dalam kurikulum baru 2013!
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H