Kala akal sehat sudah tidak dapat diterima (seperti yang dialami Ahok saat menghadapi DPRD DKI dalam menghadapi kasus siluman anggaran), ketika kekuasaan berhasil mengalahkan niat baik (seperti keberhasilan Polri menjatuhkan Abraham Samad Bambang Widjojanto dari kursi Ketua dan Wakil Ketua KPK), Museum Rekor Indonesia (MURI) yang didirikan Jaya Suprana menemukan cara cerdas menyampaikan sikapnya menghadapi masalah di tanah air. Cara cerdas yang dilakukan Jaya Suprana adalah memberikan penghargaan khusus berupa Rekor MURI kepada Kapolri tahun 1968-1971 Jenderal Pol (Purn) Hoegeng Iman Santoso pada tanggal 4 Maret 2015. Jaya Suprana dengan sangat cerdas menjelaskan bahwa sebagai abdi dalamnya Gus Dur, Anugerah MURI dan Anumerta diberikan kepada almarhum Jenderal Pol (Purn) Hoegeng Iman Santoso sebagai polisi terjujur sedunia (versi Gus Dur).
Rekor MURI untuk Hoegeng itu diberikan kepada istrinya yang sudah berusia 90 tahunan. MURI pun meminta senior polisi, Komjen Pol (Purn) Jacky Mardono Tjokrodirejo, untuk mewakili menyerahkan piagam penghargaan tersebut. Ketika memberikan Rekor MURI itu, Direktur MURI Jaya Suprana di Gedung Gading Marina Function Hall, Jl Boulevard Barat, Kelapa Gading, Jakut, Rabu (4/3/2015) mengatakan bahwa Gus Dur dulu pernah mengatakan hanya ada dua polisi yang jujur di dunia ini yakni patung polisi dan Pak Hoegeng. Isteri Jenderal Pol (Purn) Hoegeng Iman Santoso menerima gelar MURI sebagai untuk almarhum Jenderal Pol (Purn) Hoegeng Iman Santoso sebagai polisi terjujur di dunia. Tentu saja para polisi di Indonesia saat ini bangga dengan pribadi Kapolri yang hingga meninggal pun masih tetap dihargai walau tidak memiliki rekening gendut (Sumber foto: detik.com). Istri Hoegeng terharu atas pemberian rekor penghargaan yang didapat suaminya meski telah tiada. Tampak matanya berkaca-kaca saat menerima piagam dari MURI. Hoegeng merupakan seorang demokrat sejati hingga akhirnya dicekal saat orde baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto. Komjen Pol (Purn) Jacky Mardono Tjokrodirejo senior polisi mengatakan bahwa mantan Kapolri Hoegeng merupakan seniman, pemain musik dan pelukis. Walau banyak yang tidak mengenalnya, namun beliau adalah demokrat sejati, yang mengkritisi Soeharto makanya beliau dicekal. Cara cerdas yang dilakukan seniman dan tokoh unik Jaya Suprana patut menjadi sumber inspirasi bagi Indonesia bahwa ketika akal sehat dihalangi dan hati nurani mulai dianggap tidak relevan, ada cara lain untuk menyampaikan kritikan yakni dengan memberikan penghargaan kepada tokoh baik yang walaupun dianggap sosok unik. Mungkin banyak polisi saat ini yang menganggap sikap mantan Kapolri Hoegeng sudah tidak relevan dan merupakan masa lalu, tapi dengan cerdas Jaya Suprana dan MURI mau mengatakan bahwa hingga saat ini (bahkan walaupun sudah almarhum) Polisi Hoegeng masih relevan dan tetap dianggap yang terbaik, walaupun tidak memiliki rekening gendut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H