Anggota DPR Jepang (House of Representatives) yang masih relatif muda Takeshi Tokuda (42 tahun) menyatakan mundur dari DPR Jepang karena tuduhan korupsi yang menyangkut mantan gubernur Tokyo Naoki Inose yang sudah lebih dulu mundur. Dalam pernyataannya kepada media tanggal 24 Februari 2014 Tokuda menyatakan dirinya tidak bersalah dalam kasus itu. Namun dia mengakui bahwa operator rumah sakit terbesar di Jepang memberikan ¥50 juta (sekitar Rp 5 miliar) kepada mantan gubernur Tokyo Naoki Inose, dan menambahkan bahwa Inose sendiri memintanya sebagai pinjaman.
Mantan anggota DPR Jepang Takeshi Tokuda tanggal 24 Februari 2014 membungkuk minta maaf kepada media dan rakyat Jepang serta menyatakan mundur dari DPR terkait kasus korupsi yang melibatkan gubernur Tokyo (Sumber: Shogo Koshida/Asahi Shimbun).
Tokuda yang menjadi anggota DPR Jepang tahun 2005 saat masih berusia 34 tahun, mengakui dia menyediakan uang sebanyak itu kepada mantan Gubernur Tokyo Inose atas permintaan Inose. Tokuda juga menjelaskan bahwa tiga anggota keluarganya telah ditahan sehubungan dengan kasus ini dan meminta maaf dari lubuk hatinya yang paling dalam karena kasus ini sudah menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Bulan Februari 2013 Tokuda yang pernah kuliah di university of California Los Angeles dan Harvard University juga pernah mengundurkan diri dari DPR Jepang setelah tabloid Jepang "Shukan Shincho" mengungkap kasus pemerkosaan yang dilakukan Tokuda terhadap seorang wanita berumur 19 tahun dan saat itu dia memberikan ¥10 juta (sekitar Rp. 1 miliar) sebagai ganti rugi kepada korban. Walaupun Tokuda tidak terus terang mengatakan bahwa uang itu digunakan Inose untuk kampanye pemilihan gubernur Tokyo, namun dia mengatakan bahwa uang itu memang diberikan sebelum pemilihan gubernur Tokyo dan saat menyerahkannya mereka membicarakan tentang pemilihan gubernur itu. Sikap anggota DPR Jepang yang merasa tidak bersalah ini namun akhirnya mengundurkan diri patut ditiru para politisi kita yang telibat dalam kasus korupsi. Lebih baik mundur dan minta maaf kepada rakyat dari pada berkelit terus dan membayar pengacara dengan uang yang banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H