Lihat ke Halaman Asli

Jimmy Haryanto

TERVERIFIKASI

Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Ahok Kini Setelah Jadi Gubernur

Diperbarui: 18 Juni 2015   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ahok: Kalau ibadah suka di belakang, kalau meninggal minta di depan

Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta akhirnya resmi dijabat orang Indonesia keturunan Tionghoa atau China asal Bangka Belitung bernama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mantan Wakil Gubernur DKI dan beragama Kristen itu sebagaimaana sudah diprediksi sebelumnya akan menjadi gubernur DKI setelah Gubernur Joko Widodo (Jokowi) berhasil terpilih dan dilantik sebagai presiden RI tanggal 20 Oktober 2014. Pelajaran apa yang dapat dipetik dari sosok yang suka ngomong ceplas-ceplos ini? Kuping siapa tidak bergetar ketika mendengar suaranya yang nyaring tapi datang dari lubuk hati yang dalam ketika melantik 701 PNS di lingkungan DKI tanggal 22 Januari 2015. Saai itu Gubernur DKI itu berkata: "Kalau macam-macam, minggu depan saya atafkan. "Minggu depan, kalau macam-macam Bapak-Ibu saya stafkan. Nggak ada urusan. Bapak-Ibu nggak tahu siapa yang minta tolong ke Bapak-Ibu. Bisa jadi relawan saya, saya kirim. Kadang-kadang saya kupingnya tipis dengar laporan yang tidak masuk akal saya stafkan." Tapi itu disampaikannya karena sudah terlalu lama pejabat dan staf DKI terlalu menikmati uang rakyat dengan mengorbankan kepentingan masyarakat. Itu tentunya merupakan isi hati seluruh masyarakat Indonesia yang merasa yakin bahwa kalau negeri yang kaya alam ini dikelola dengan baik maka rakyat miskin dan bodoh tidak perlu terjadi. Gubernur Ahok juga berpesan agar seluruh pejabat DKI Jakarta yang bergerak di bidang pelayanan jasa bisa bekerja, tanpa imbalan. Suami Veronica Tan ini juga tidak mau mendengar dan melihat lagi munculnya dana siluman seperti yang ada di RAPBD 2015 lalu. "Lebih baik Anda kerja dengan baik. Bagaimana kalau tercecer di jalanan bisa SMS ke saya. Bapak-Ibu tidak perlu takut diancam berbagai alasan, saya sudah pasang badan. Lawan saja siapapun yang main tanpa alasan," kata Ahok yang tidak takut mati menghadapi preman atau siapa pun yang ingin mencegah upayanya memperbaiki kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya di DKI Jakarta.
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menjadi gubernur DKI setelah Jokowi terpilih dan dilantik menjadi Presiden Ri tanggal 20 Oktober 2014, meminta semua pejabat DKI untuk melayani masyarakat sebaik mungkin, kalau tidak melayani dengan baik akan ditindak tegas (Sumber: ©2014 merdeka.com/muhammad luthfi rahman). Gubernur DKI itu mengatakan itu bukan tnapa dasar. Saat menjadi Bupati Belitung Timur, masyarakat di sana sudah mengenal dia dan keluarganya yang sangat peduli terhadap sesama dan bersih tanpa korupsi sehingga banyak anggaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki kehidupan warga Belitung Timur saat itu. Tidak heran saat itu Ahok mendapat penghargaan sebagai pejabat anti korupsi.

Ahok Ungkap Rahasia Tersohornya Belitung Timur

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat masih menjabat Bupati Belitung Timur, Bangka Belitung, sudah terbiasa mau bekerja kasar di lapangan seperti membangun atau membersihkan jalan seperti terlihat dalam kejadian tanggal 5 Desember 2006 ini. Dia berharap seluruh pejabat DKI juga mau bekerja apa pun demi memperbaiki Jakarta (Sumber: Dok. TEMPO/Hendra Suhara). Pelajaran penting bagi Indonesia dari fenomena Ahok ini banyak. Pertama, kebenaran akan menang pada akhirnya. Berapa banyak tenaga yang dilakukan berbagai pihak untuk mencoba menggagalkan upaya Ahok untuk membersihkan Tanah Abang atau untuk menggagalkannya sebagai gubernur? Banyak sekali, mulai dengan ancaman atau demonstrasi. Tapi justeru sebagai orang Kristen, Ahok menunjukkan kepeduliannya terhadap pemeluk Islam, termasuk menolong stafnya yang tidak mampu untuk bisa naik haji. Apakah dia melarang umat Islam untuk menjalankan agamanya di DKI? Justeru sebaliknya, dia mengimbau agar benar-benar pemeluk Islam menjalankan agamanya dengan baik dan sungguh-sungguh. Mungkin teman-teman Ahok d DPR tidak lupa bahwa saat menjadi anggota DPR RI mewakili wilayah Belitung, Ahok sudah berani tampil beda dengan tidak suka perjalanan dinas ke luar negeri dan sudah sangat kritis terhadap isu-isu yang menjadi kebutuhan masyarakat. Dia memiliki prinsip menarik tentang orang kaya dan orang miskin, dan dia mengaku sebagai orang kaya. Menurutnya orang kaya adalah orang yang tidak punya uang banyak namun selalu merasa cukup; setiap membeli sesuatu selalu merasa sudah punya. Mau beli baju ternyata sudah punya, mau beli makanan ternyata masih ada, mau beli mobil ternyata tidak perlu. Sebaliknya orang miskin adalah orang yang uang dan hartanya banyak namun tidak pernah merasa cukup, selalu merasa belum punya apa-apa. Punya uang banyak tapi merasa rumahnya belum memadai, mobilnya belum cukup, pakaiannya belum begitu bagus, dst. Pelajaran lain dari kisah perjalanan hidup Gubernur Ahok ini bahwa kalau ingin membangun Indonesia saat ini tidak perlu ragu walaupun merupakan keturunan China atau Arab atau yang lain, asalkan tulus dan tidak ada niat untuk melakukan korupsi, maka masyarakat akan mendukung. Ternyata Indonesia dengan penduduk sekitar 250 juta orang ini memiliki putra-putri yang hebat dan jika diberikan kesempatan untuk memimpin negeri ini sangat bermanfaat untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik seperti telah ditunjukkan oleh Ahok, Jokowi, Rismarini, Ridwan Kamil, Muhammad Yusuf, Abraham Samad, dll.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline