Lihat ke Halaman Asli

Jimmy Haryanto

TERVERIFIKASI

Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Seandainya Ini Kapolri, Drama BW Tidak Perlu Terjadi!

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan mantan Wakapolri Komjen Oegroseno yang tegas menyatakan bahwa penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjonanto merupakan rekayasa, senada dengan aspirasi masyarakat Indonesia yang sudah muak dengan perilaku koruptif pejabat Indonesia. Usulannya agar calon Kapolri Komjen Budi Gunawan dan Kabareskrim Komjen Budi Waseso dipecat juga seiring dengan kemarahan rakyat Indonesia yang merasa kedua tokoh polisi itu sedang merekayasa balas dendam terhadap KPK yang menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka. Mengapa Komjen Oegroseno yang juga anggota Polri itu sampai berseberangan pandangan dengan rekan-rekannya di Kepolisian itu? Mungkin sebagai polisi dia sudah tahu lika-liku permainan orang-orang di Kepolisian itu yang sudah mati rasa terhadap kepatutan sehingga walau menyimpan rekening senilai Rp. 57 miliar dengan dalih uang anak berusia 19 tahun, menganggap patas saja sebagai Kapolri. Lebih tak masuk akal lagi Kabareskrim Budi Waseso justeru menuduh rekan-rekannya penghianat. Pertanyaannya lebih berat mana menghianati koruptor atau menghianati rakyat? Melihat pernyataan tegas Komjen Oegroseno yang sebelumnya Wakapolri dan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Mabes Polri (Kabaharkam), Kapolda Sulteng, Kadiv Propam Polri, dan Kapolda Sumut dan selalu menorehkan prestasi yang baik, maka seandainya dia yang jadi Kapolri Presiden Jokowi tidak perlu dipertanyakan komitmennya terhadap upaya pemberantasan korupsi seperti saat ini. Seadainya dia yang menjadi Kapolri tidak petlu pula dilakukan upaya penggembosan KPK seperti yang sekarang dilakukan para polisi dengan dimotori Kabareskrim yang terkesan kurang menghargai Wakapolrinya karena mungkin merasa yakin bawa dia di atas angin karena Kapolrinya akan tetap di tangan Komjen Budi Gunawan yang dianggapnya sudah dekat dengan Presiden Jokowi. Sayang sekali memang Oegroseno sudah dipensiunkan. Tapi jika tidak ada pilihan lain maka dalam negara tidak bisa menemukan Kapolri yang baik, kenapa tidak diangkat saja Komjen Oegroseno sebagai Kapolri selama satu atau dua tahun ini dengan salah satu tugas mencari sosok Kapolri yang sesuai harapan masyarakat. Bahkan ketika masih menjabat Kasatserse Polwiltabes Surabaya Polda Jatim tahun 1996, namanya sudah mulai dikenal masyarakat. Komjen Oegroseno, merupakan putra Brigjen Pol (Purn.) Rustam Santiko (alm) yang pernah menjabat wakil gubernur Akademi Kepolisian, dikenal sebagai pribadi yang tegas, sederhana, dan bersih. Saat menjabat sebagai Wakapolri dia mengatakan bahwa polisi tidak perlu sungkan naik kendaraan umum agar dekat dengan masyarakat. Itu tentu harapan masyarakat dari polisi. Kenapa tidak mengikuti saran Oegroseno? Dia juga meminta agar para perwira menengah polisi melaporkan harta kekayaannya. Hal ini tentu sangat bagus sehingga “rekening gendut” tidak perlu terjadi lagi seperti yang dialami Komjen Budi Gunawan.

Komisaris Jenderal Polisi Drs. Oegroseno, SH, MH, SIK, Msi (Sumber:http://lemdik.polri.go.id). Komjen Pol Oegroseno juga pernah mengatakan bahwa akan ditandatangani MoU yang berisikan tentang zona integritas di mana birokrasi Polri nantinya akan bebas dari KKN. Bukankah itu yang diharapkan masyarakat? Presiden SBY, DPR, dan Kompolnas sudah membuang peluang baik untuk mendapatkan Kepala Kepolisian RI. Seandainya Presiden Jokowi menjadikan Komjen (Pol) Oegroseno sebagai Kapolri, maka citra kepolisian akan berangsur baik dan masyarakat pun akan menikmati ketenteraman dan ketertiban. Kalau hanya karena sudah pensiun gunakan saja alasan darurat dan tetapkan saja misalnya Oegroseno menjadi Kapolri hanya dua tahun mendatang, pasti kepolisan Indonesia akan lebih baik. Di era keterbukaan ini resiko mengajukan Komjen Oegroseno (lahir di Pati, Jawa Tengah, 17 Februari 1956) sebagai calon Kapolri karena sudah pensiun jauh lebih ringan dibandingkan dengan terus ngotot mengajukan Komjen Budi Gunawan karena terlibat rekening gendut. Usia 58 tahun dengan kepribadian yang baik untuk memimpin polisi Indonesia jauh lebih baik dari pada yang bermasalah seperti terlibat dalam rekening gendut. Peristiwa terakhir dengan mencoba mengobok-obok KPK bahkan mengisukan Abraham Samad dengan perilaku yang aneh-aneh serta menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, dengan mata telanjang mudah sekali dilihat masyarakat sebagai rekayasa yang tidak mustahil bisa lebih menyulitkan Presiden Jokowi nantinya yang sebenarnya sudah ada di hati masyarakat Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline