Menurut harian USA Today, tanggal 30 Januari 2015, penghasilan Facebook sejak pertama kali masuk sebagai perusahaan "mobile first" tahun 2014, terus meningkat terutama dari iklan "mobile." Pendapatan Facebook tahun 2014 mencapai $3,59 miliar atau sekitar Rp. 40 triliun. Perusahaan Facebook yang baru berusia 11 tahun dan baru mulai menjual iklan "mobile" tahun 2012, disebut saat ini dilihat sekitar 3 miliar orang setiap harinya.
Namun demikian, Facebook masih kalah dari Google dalam pasar periklanan. Google diklaim mencapai 31% sedangkan Facebook hanya 8 % dari pasar. Negara paling besar pengguna Facebook adalah China dengan 1,36 miliar, disusul India dengan 1,24 miliar, Uni Eropa dengan 511 juta, AS dengan 319 juta, dan berikutnya.....ini yang menarik......Indonesia dengan 254 juta.
Menarik juga Indonesia masuk hitungan dunia di bidang teknologi komunikasi ini. Para pengusaha Indonesia juga perlu mengambil manfaat dari fenomena ini terutama dalam menyongsong pasar bebas ASEAN yang akan dimulai 31 Desember 2015.
Disebutkan bahwa pengguna Facebook hingga akhir tahun 2014 mencapai 1,39 miliar dan rata-rata 890 juta pengguna setiap harinya. Pemilik Facebook Mark Zuckerberg berjanji akan melakukan investasi secara agresif, termasuk di bidang yang masih coba-coba, termasuk pembelian Oculus yang cukup mahal.
Tapi akan lebih hebat lagi kalau Indonesia bisa membuat program yang nanti bisa digunakan banyak orang atau setidaknya bisa mengambil keuntungan dengan memanfaatkan program yang sudah ada. Masyarakat di Aceh misalnya bisa memesan buah merah dari Papua tanpa harus pergi ke sana karena memerlukan biaya tinggi. Dengan adanya facebook atau email atau program lain, hubungan bisnis bisa dilakukan dengan baik. Sebenarnya di Kompasiana sekali-sekali muncul tawaran dari Kompasianer namun kelihatannya belum bisa dipercaya karena ketika dihubungi kembali tidak ada jawaban. Lalu kenapa dia kirimkan tawaran bisnisnya ya?
Dengan semakin banyaknya pengguna facebook atau email maupun internet di Indonesia mudah-mudahan itu bisa digunakan untuk meningkatkan kemajuan Indonesia di masa mendatang. Drop out atau putus sekolah misalnya bisa dikurangi dengan memanfaatkan sistem teknologi itu karena memungkinkan orang bekerja sambil belajar atau kuliah tanpa harus datang ke sekolah atau ke kampus sebagaimana telah mulai diterapkan di negara-negara maju.
Bukan mustahil pula Kompasiana bisa memulainya. Admin misalnya kalau mau berbaik hati membuat daftar Kompasiana yang bisa dipercaya secara bisnis, maka para Kompasianer bisa memanfaatkannya. Kalau ada Kompasianer penjual bunga, mengapa tidak kita gunakan saja mereka saat kita butuh bunga? Kalau susah mencari alamatnya, mungkin ada Kompasianer lain yang bisa menggunakan jasanya. Kompasianer bisa misalnya membuat daftar restoran di seluruh kota di Indonesia dengan kekhasannya. Jadi kalau tiba-tiba bepergian ke suatu tempat baru dan tidak tahu harus ke mana, maka tinggal buka Kompasiana saja, nanti di sana sudah ada informasi lengkap termasuk harga dan alamatnya.
dari bandara frankfurt, 30 januari 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H