Lihat ke Halaman Asli

Andri S. Sarosa

Instruktur, Trainer, Konsultan Sistem Manajemen + Bapak yang bangga punya 5 Anak + 1 Istri

Pentingnya Pendidikan Nonformal untuk Dunia Kerja

Diperbarui: 17 Juli 2024   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: studyjapan.fairness-world.com

Suatu ketika Big Boss memerintahkan saya untuk menduduki jabatan sebagai Manajer HRD sementara, karena Manajer HRD sebelumnya telah mengundurkan diri.

Saya dipilih karena dianggap memahami Prosedur Kerja HRD sesuai dengan jabatan saya saat itu sebagai Management Representative Standar ISO 9001 yang mengurusi semua Prosedur yang ada di Perusahaan, jadi bukan karena pengalaman.

Awalnya memang keberatan karena HRD bukan bidang kerja saya, saya lebih kepada quality produk. Tapi karena Big Boss sudah mengeluarkan perintah dan dijanjikan gaji tambahan yang lumayan karena rangkap jabatan, okelah saya terima. Saya berpikir bahwa pelajari dan ikuti saja Prosedur HRD yang sudah ada, semuanya akan baik-baik saja.

Salah satu yang jadi perhatian saya waktu itu adalah banyaknya surat lamaran yang masuk ke HRD baik itu hardcopy ataupun softcopy melalui email, ketika Perusahaan sedang membuka lowongan untuk bagian tertentu.

Setelah diseleksi awal oleh team HRD, saya pun membawa sejumlah lamaran yang telah lolos seleksi kepada user (Manajer yang memerlukan pegawai baru). Tapi ternyata kebanyakan ditolak karena sang Manajer berpendapat bahwa modal ijazah SMA, D3 atau S1 saja tidak cukup tanpa adanya Sertifikat atau bukti Pelatihan sesuai bidang kerja.

Baru saya pahami bahwa untuk masuk ke dunia kerja, seorang Pelamar tidak cukup hanya dengan modal pendidikan formal tetapi juga memerlukan pendidikan nonformal seperti mengikuti Pelatihan-Pelatihan sesuai dengan minat atau bidang kerja yang ingin dimasuki dan dibuktikan dengan lampiran Sertifikat Pelatihan.

Sumber gambar: linkedin.com/pulse

Pelatihan tersebut dimaksudkan agar si Pelamar mempunyai dasar pengetahuan dan/atau ketrampilan untuk terjun ke bidang pekerjaan yang dikehendaki sehingga Perusahaan akan lebih mudah dan tidak perlu lama-lama mengarahkan Pegawai baru.

Misalnya, Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk bekerja di bagian HSE (Health, Safety and Environmental) atau Pelatihan tentang Sistem Manajemen Kualitas untuk modal bekerja di bagian Quality Control.

Boleh dibilang bahwa level Pelatihan lebih tinggi daripada level nilai-nilai didalam ijazah atau kurang lebih setara dengan level pengalaman. Pengalaman bertahun-tahun tetapi tanpa ada bukti Sertifikat Pelatihan, biasanya dikesampingkan dulu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline