Lihat ke Halaman Asli

Andri S. Sarosa

Instruktur, Trainer, Konsultan Sistem Manajemen + Bapak yang bangga punya 5 Anak + 1 Istri

Kenapa Tidak Ada Lagi Sujud Syukur?

Diperbarui: 19 Februari 2024   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: kompas.com

Bagi penggemar sepakbola, perayaan gol dengan sujud syukur telah menjadi fenomena yang biasa kita saksikan.

Pemain-pemain Timnas Garuda, mulai dari kelompok umur sampai Tim Senior, mayoritas melakukan sujud syukur di lapangan ketika berhasil mencetak gol. Ada yang melakukan secara personal dan ada juga yang melakukan beramai-ramai.

Bukan hanya level nasional, bahkan di level internasional seperti pemain Liverpool, Mohamed Salah, kerap melakukan sujud syukur setelah mencetak gol. Dan yang mengejutkan dunia sepakbola adalah saat Cristiano Ronaldo melakukan sujud syukur pertama kali dalam sejarah karir sepak bolanya usai dirinya mengantarkan klub Al Nassr mencatat kemenangan atas Al Shabab, pada Rabu 24 Mei 2023.

Sumber gambar: bangsaonline.com

Tercatat awal mula sujud syukur di lapangan sepakbola adalah dari pemain Arab Saudi ketika menjadi salah satu Tim Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Kemudian disusul sujud syukur Timnas Mesir saat berhasil menjuarai Piala Afrika, sehingga tim sepakbola Mesir dijuluki Muntakhab As-sajidin (Tim Pesujud). Makanya tidak heran pemain asal Mesir Mohamed Salah selalu bersujud syukur di lapangan.

Walaupun ada pro dan kontra dalam agama Islam tentang tata cara sujud syukur yang dilakukan di lapangan sepakbola, tapi yang jelas sujud syukur adalah sujud yang dilakukan sebagai perwujudan dari rasa syukur dan ungkapan rasa terima kasih atas nikmat yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Dalam agama Islam, memang menekankan kepada umat Muslim agar senantiasa bersyukur.

Karena itu di Indonesia yang mayoritas rakyatnya beragama Islam, tidak jarang menjumpai seseorang atau kelompok masyarakat melakukan sujud syukur.

Sujud syukur juga pernah dilakukan oleh Calon Presiden Republik Indonesia pada tahapan Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 setelah mengetahui dirinya unggul dalam quick count hasil Pemilu. Hal ini ramai diberitakan di media.

Sumber gambar: kompas.com

Sayangnya, hasil quick count berbanding terbalik dengan hasil perhitungan resmi dari KPU sehingga Beliau gagal terpilih menjadi Presiden.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline