Jamnas merupakan singkatan dari Jamming Nasional, yaitu sebuah acara tahunan Parkour Indonesia yang diselenggarakan di salah satu kota di Indonesia. Ajang ini merupakan salah satu cara dari Parkour Indonesia untuk mempertemukan para praktisi parkour seluruh Indonesia yang selama ini hanya berinteraksi melalui sosial media saja. Selain itu, Jamnas Parkour Indonesia merupakan salah satu wadah untuk silahturohim praktisi parkour secara fisik maupun batin, baik dalam bentuk latihan bersama, sharing metode, maupun komunikasi tatap muka antar sesama praktisi parkour Indonesia.
Jamming nasional Parkour Indonesia pertama kali diselenggarakan di kota Malang pada tahun 2009 lalu yang mengangkat tema "Respect With Environment". Suksesnya jamnas pertama membuat event ini akhirnya rutin diselenggarakan, sehingga di tahun-tahun berikutnya beberapa kota lain ditunjuk menjadi tuan rumah Jamnas dengan tema yang berbeda. Seperti Bandung di tahun 2010 dengan tema "A Parkour Journey Closer To The Root", Yogyakarta di tahun 2011 dengan tema "JOY (Jamming On Yogyakarta), Surabaya di tahun 2012 dengan tema "Jamnas Courage Useful Kinship (Jancuk)", serta terakhir Bali yang dipercaya menjadi tuan rumah Jamnas 2013 dengan tema "Tri Hita Karana". Sedangkan di tahun 2014 ini, giliran Jakarta yang menjadi tuan rumah untuk Jamming Nasional ke-6 dengan tema "Enjoy Jejaka".
"Di jamming nasional ini saya berkesempatan untuk langsung bertemu, berkenalan, dan belajar bersama berbagai praktisi parkour yang bukan hanya dari Indonesia saja, tetapi juga dari mancanegara," ujar Ais Syariif, salah satu founder Parkour Indonesia yang kini menjabat sebagai "presiden" dari Parkour Indonesia.
Asal Usul Jamnas Parkour Indonesia.
Bila ditinjau secara etimologi (bahasa) dan terminologi (definisi), Jamming Nasional atau Jamnas memang memiliki arti tersendiri. Secara etimologi, Jamming Nasional terdiri dari dua kata yaitu "Jamming" dan "Nasional" yang memiliki arti berbeda, bahkan dari dua bahasa yang berbeda. Kata "Jamming" diambil dari istilah Inggris "Jam" yang berarti berdesak-desakan. Namun, istilah "Jam" ini diartikan sebagai sebuah acara berkumpul bersifat informal yang biasanya digunakan para musisi untuk sama-sama saling berimprovisasi dalam satu panggung. Bila dikaitkan dengan parkour, maka "Jam" atau "Jamming" disini berarti sebuah acara tempat berkumpulnya para praktisi parkour untuk saling bertukar ilmu.
Sedangkan "Nasional" merupakan serapan bahasa asing yang telah diadikan bahasa Indonesia yang berarti "bersifat kebangsaan, berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa". Sehingga bila diartikan secara terminologi, Jamming Nasional memiliki arti "suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk saling mengisi dan melengkapi antar sesama individu yang terlibat dalam lingkup nasional".
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, Jamnas secara terorganisir pertama kali diselenggarakan di kota Malang di tahun 2009 lalu. Namun ide tentang Jamnas sendiri sebetulnya telah diserukan jauh sebelum Jamnas 2009 tersebut. Pembicaraan tentang Jamnas sebenarnya telah dimulai di pertengahan 2007 dari sebuah diskusi khusus dalam Forum Parkour Indonesia (www.parkourindonesia.web.id/forum) melalui thread yang berjudul "National Jamming". Parkour Indonesia yang saat itu masih sedikit peminatnya, memulai thread jamnas tersebut dengan tujuan untuk para praktisi parkour saling bertatap muka dan berlatih bersama dalam lingkungan yang sama. Mereka belum pernah saling mengenal sebelumnya, hanya berbincang di dunia maya tentang seluk beluk dan pernak pernik parkour.
"Kalau nggak salah sih ajang silahturahim, klik ketemuan deal. Pokoknya awalnya tujuan awal dari jamnas adalah silahturahmi, latihan bareng dan sharing. Soalnya ketemu fisik itu lebih greget daripada ketemu online atau sekedar chat," tutur Agus Puwanto (Brex) salah satu pencetus Jamnas.
Ide tentang jamnas tersebut kembali mencuat saat Parkour Indonesia diundang di acara Urban Fest yang diseleggarakan di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta 2008 lalu. Kesempatan inilah yang akhirnya dimanfaatkan oleh Parkour Indonesia untuk mengajak beberapa praktisi parkour dari kota lain untuk saling bertatap muka. Saat itu, komunitas Parkour Indonesia masih sedikit dan baru tersebar di lima kota saja seperti Jakarta, Bandung, Malang, Surabaya, dan Yogyakarta. Namun hasil dari acara Urban Fest tersebut membuahkan hasil berupa ide-ide untuk pertemuan jamming berikutnya, baik secara nasional maupun regional.
Menurut Aditya Tirto (Roar), salah satu founder Parkour Indonesia yang ditulis dalam thread "National Jamming" di forum, tujuan dari jamnas tidak hanya bermanfaat untuk para peserta, tapi juga dapat bermanfaat untuk masyarakat pada umumnya sekaligus memperkenalkan parkour ke masyarakat luas.
"Tujuannya? Meng-Indonesiakan parkour. Dari situ bisa mengarah ke gerakan pemuda yg bertujuan untuk kesehatan badan. Waktu yang dipakai untuk parkour kan bisa menggantikan waktu yang dipakai buat dugem, drugs dan lain-lain. Intinya mengasosiasikan parkour sebagai kegiatan olah raga pemuda yang menyehatkan dan bermanfaat," tulisnya dalam forum tersebut.