Lihat ke Halaman Asli

Jilal Mardhani

TERVERIFIKASI

Pemerhati

Ramadan Edisi #4: Kampungan

Diperbarui: 30 Juni 2015   04:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kampungan itu karena melakukan, membicarakan, memperagakan sesuatu yang dianggap norak. Norak karena ga jelas perlunya ga ada pentingnya selain cari sensasi. Menteri yang menggunjing ada menteri lain yg menghina kemampuan presiden, menurut saya kampungan.

Sebagai sesama pembantu presiden, andaikan benar rekan menteri lainnya mengatakan demikian, mestinya bijaksana bersikap. Bisa jadi konteksnya becanda atau ybs lagi bete. Bisa jadi juga potongan kalimat yg dikumandangkan ke publik itu dalam konteks lain. Sekelas menteri tak perlu bergunjing kayak penggemar infotainment lah walaupun berteman dekat dengan wartawan infotainment.

Andaipun benar rekan menterinya bicara demikian, lebih baik dicermati obyektifitas pernyataannya. Mengapa sampai demikian. Apakah benar adanya. Dan seterusnya. Kalau pernyataan itu diyakini sungguh kebenarannya ya mundur saja. Buat apa bekerja membantu presiden yang ga ngerti apa-apa? Tapi kalau meyakini rekan menteri yang bilang presidennya ga ngerti apa-apa itu tidak benar ya diingatkan saja. Suruh mundur saja supaya jangan ganggu kerja team. Repot kalau pembantu sudah tak mempercayai kemampuan pemimpinnya. Bisa merusak semangat dan kekompakan yang lain. Bukan bergosip kiri-kanan bikin trending topic ga mutu di tengah masalah bertumpuk-tumpuk yang sedang dihadapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline