Negeri ini butuh lebih banyak Hari Nasional agar kesenian daerah Tradisional memiliki tempat untuk dipentaskan
ditengah-tengah kecamuk modernitas yang semakin hari semakin melaju, kesenian tradisional agaknya sedikit banyak kehilangan tempat dalam wajah peradaban abad ini, padahal kesenian tradisional adalah jantung yang memompa darah untuk setiap organ kebudayaan dalam eksistensinya.
jangan dulu berbicara mengenai kehidupan kota dengan segala hiruk pikuknya, kesenian tradisional nyatanya juga perlahan terhapus dari akarnya di pedesaan, orang-orang menganggap bahwa segala sesuatu yang baru adalah kemajuan tanpa memiliki filter yang mumpuni dalam menyerap kebaruan itu, seni tradisional dipaksa untuk berhadapan langsung dengan gejolak modernitas hingga manusia-manusia abad ini dengan sukarela akan memilih segala yang terlihat baru untuk dapat mempertahankan predikatnya sebagai manusia modern.
semakin jauh hal ini semakin memprihatinkan, kita telah mengalami kehilangan kepercayaan diri yang luar biasa sebagai bangsa yang berbudaya, mempertahankan budaya seakan memegang bara api yang harus segera dipadamkan, satu hal yang terlupakan oleh kita bahwa kesenian tradisional memiliki nilai-nilai filosofis yang sangat tinggi, yang diangkat dari keseharian kita, menjalani seni tradisional adalah menjalani keseharian kita , hal ini berdampak pada betapa asingnya generasi kita terhadap budaya sendiri.
Peran keluarga dalam mempertahankan seni tradisional merupakan kredit poin yang harus segera digalakkan, keluarga tidak bisa begitu saja melimpahkan tugas ini kepada Institusi Pendidikan formal sebab lewat keluargalah pengaruh karakter seseorang akan tampak, harus ada transfer pengetahuan budaya tradisional dari orang tua ke anak cara ini selain sebagai wadah dalam mengenalkan budaya tradisional juga adalah upaya dalam mempertahankannya.
ada Trend positif yang harusnya mampu dimanfaatkan untuk mengembalikan generasi ini pada akar budayanya, diantaranya maraknya agenda Hari Nasional ada ruang tersendiri untuk mementaskan budaya tradisional, hal ini dapat diterjemahkan sebagai upaya pemerintah dalam mengembalikan nilai-nilai budaya yang hampir punah tadi, tapi tentunya seperti kebanyakan program pemerintah lainnya, usaha mengembalikan budaya tradisional tidak dapat dipaksakan dari atas ke bawah tapi harus dimulai dari bawah ke atas.
tentunya kita merindukan budaya tradisional menjadi tuan dirumahnya sendiri bukan sebagai tamu yang hanya akan dipertontonkan dalam pentas-pentas Hari Nasional, ataukah kita harus memperbanyak agenda Hari Nasional demi melihat seni tradisional dipentaskan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H