Ketika diet salah, obat tidak ada gunanya. Ketika diet benar, obat-obatan tidak perlu. -- Ayurvedic Kuno
Sejak awal, kita diajarkan untuk makan makanan yang seimbang. Ibu kita memastikan bahwa kita makan sehat dan tetap kuat. Apa sebenarnya diet seimbang itu?
Diet seimbang atau diet sehat mengandung jumlah proporsi makanan yang sama dari semua kelompok makanan. Ini adalah keseimbangan lemak, karbohidrat, protein, gula, vitamin dan mineral.
Rata-rata orang dewasa membutuhkan sekitar 3.200 kalori per hari untuk menjaga sistem tubuh tetap berkinerja dan berfungsi secara memadai. Cara mendapatkan asupan kalori ini, terserah individu.
Mal nutrisi adalah hasil dari kurangnya jumlah yang tepat dari makanan yang berbeda. Makan makanan dalam jumlah yang salah dan proporsi yang salah dapat merusak kesehatan seseorang dan dapat menyebabkan penyakit dan penyakit yang parah. Jenis diet tanpa berpikir ini dikenal sebagai diet yang tidak sehat atau diet yang tidak seimbang (Andriani, M. 2012).
Pentingnya Diet Seimbang
Diet seimbang meningkatkan kesehatan fisik dan mental yang baik. Kita tidak hanya dalam kondisi yang baik secara fisik, tetapi pikiran kita juga tampaknya berada dalam ruang yang aman dan tepat. Kita dapat lebih fokus, dan kekuatan retensi kita meningkat. Kemampuan kita untuk melakukan pekerjaan dengan cara yang tepat meningkat secara signifikan, dan kita kurang terganggu.
Memiliki diet seimbang juga membantu dalam pertumbuhan tubuh yang tepat. Ini membantu dalam pembelahan sel dan membantu dalam proses perberkembangbiakannya. Konsumsi diet seimbang juga diperlukan untuk meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan kuman dan penyakit (Aini, S. N. 2013).
Hal ini meningkatkan dan membangun sistem kekebalan tubuh kita, sehingga membuat tubuh kita dan strukturnya lebih kuat saat melawan kuman dan penyakit.
Makanan seperti kenari dan alpukat dapat membantu menjauhkan pikiran dari penyakit mental seperti depresi dan demensia. Ini juga membantu dalam mengontrol berat badan.
Asupan makanan sehat dan padat nutrisi seperti sayuran, telur, salad dan gandum tetap berada di dalam tubuh untuk waktu yang lama dan kemudian terurai ke dalam aliran darah. Kemudian, tidak membiarkan otak untuk memicu konsumsi makanan ringan manis atau makanan olahan yang hanya meningkatkan komponen lemak yang bahkan tidak digunakan dalam memberi energi yang tidak tepat (Sediaoetama, A. D. 2000).