Lambatnya pertumbuhan Perekonomian Indonesia akibat terkena dampak dari Covid-19 membuat timbulnya defisit pajak. Pemerintah mengandalkan e-commerce untuk mengatasai defisit pajak. Karena saat pandemic seperti ini, e-commerce sangat berperan penting. E-commerce bisa mendorong perekonomian Indonesia selama pandemic covid-19. Bagaimana bisa e-commerce mendorong perekonomian saat covid-19 ?
Karena kita tahu bahwa saat pandemic Covid-19 terjadi pengurangan interaksi sosial, bahkan kegiatan ekonomi seperti jual beli di pasar / mall juga terjadi kemrosotan yang sangat signifikan. Sudah banyak UMKM yang gulung tikar disebabkan oleh adanya pandemic Covid-19. Untuk menghabiskan beberapa material yang tersisa, sebagian dari mereka menjualnya di marketplace e-commerce. Sebenarnya sudah banyak toko-toko yang memilih untuk membuka toko online daripada toko offline. Karena dari segi modal pasti lebih banyak pengeluarannya di toko offline. Tetapi untuk ukuran profit tidak bisa menjamin kalau toko offline lebih banyak profit nya daripada toko online. Begitupun sebaliknya. Toko offline maupun online, profit nya tergantung target pasar masing-masing. Toko online bisa menghasilkan profit yang besar ketika produsen mampu memasarkan jualannya dengan luas di social media.
E-commerce menjadi salah satu pendorong Perekonomian Indonesia dengan kegiatan ekonomi berbasis digital terbesar di Asia Tenggara yang mencapai angka $40 milliar pada tahun 2019. Dan kemudian akan diprediksi meningkat dengan angka mencapai $130 milliar pada tahun 2025. Dari sini kita tahu bahwa e-commerce sangatlah kuat untuk mendongkrak Perekonomian Indonesia. Maka sebaiknya perlu juga adanya sosialisasi tentang e-commerce dan market place. Sangat diharapkan sekali makin banyak produsen-produsen di Indonesia yang menggunkan e-commerce sebagai wadah UMKM di Indonesia.