Peran teknologi di masa sekarang sangatlah penting dan strategis. Saat ini, hampir di semua sektor kehidupan menggunakan teknologi, termasuk pendidikan. Terlebih, semenjak adanya pandemi Covid-19 sejak maret 2020, pelaksanaan pembelajaran di seluruh satuan pendidikan diadakan secara daring yang pastinya memerlukan teknologi didalamnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran dari rumah secara daring, guru dituntut untuk lebih inovatif dalam merencanakan proses pembelajaran. Perubahan proses pembelajaran ini tentunya membuat guru dan siswa harus beradaptasi dari pembelajaran secara tatap muka di kelas menjadi pembelajaran daring (Mastuti, dkk, 2020).
Meskipun kini di akhir 2021, pembelajaran tatap muka terbatas mulai diadakan kembali, tetapi peran teknologi di dalam pendidikan masih masif digunakan. Alasan mengapa teknologi masih masif digunakan adalah karena kebanyakan satuan pendidikan saat ini memakai model pembelajaran blended learning yang merupakan gabungan dari pembelajaran daring dan luring.
Situasi ini mengharuskan para orang tua mendampingi anak-anaknya, bahkan menjadi guru di rumah selama pembelajaran daring berlangsung, khususnya bagi para orang tua yang memiliki anak berjenjang SD sampai SMP. Tuntutan penggunaan teknologi dalam proses pendidikan tidak sebanding dengan tingkat literasi teknologi pada orang tua siswa SD sampai SMP. Menurut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, mengatakan bila mengacu pada indeks literasi digital dengan indikator angka 1 hingga 4, Indonesia mendapatkan hasil 3,17 yang mengartikan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital. "Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,17 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan bahwa indeks literasi digital kita masih dibawah tingkatan baik," ujarnya. Padahal dalam pelaksanaan pembelajaran daring siswa Sekolah Dasar membutuhkan pendampingan intensif oleh orang tua. Karena orang tua diharuskan untuk menjadi guru di rumah selama pembelajaran daring berlangsung.
Dengan latar belakang itu, Program Studi S1 Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta mengadakan Edukasi Program Kemanusiaan (EPK) dengan tema kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui Literasi Teknologi. Prodi membuat tim EPK dengan 5 orang dosen dan 7 orang mahasiswa sebagai fasilitator. Program ini sebagai bentuk kepedulian terhadap keberhasilan dan kelancaran pelaksanaan pembelajaran daring di lingkungan sekitar. Program ini dilaksanakan di Kelurahan Utan Kayu Selatan, Jakarta Timur dan diikuti oleh 19 Ibu dan Bapak yang mempunyai anak usia sekolah dasar dari tanggal 23 Oktober 2021 - 29 November 2021. Materi dalam edukasi ini adalah :
Mencari informasi materi pembelajaran
Mencari gambar materi pembelajaran
Mencari video materi pembelajaran
Membuat kolase materi pelajaran
Membuat video materi pembelajaran
Pelaksanaan EPK ini diadakan secara pertemuan langsung di Aula warga RW 05 Kelurahan Utan Kayu Selatan dan secara asinkronus lewat WhatsApp Group peserta dengan fasilitator.