Lihat ke Halaman Asli

Jihan Nindira

Universitas Airlangga

E-Komik "Pupus Putus Sekolah" Bukti Bahwa Komik Juga Bisa Mendidik

Diperbarui: 15 Mei 2023   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://twitter.com/komikoel/status/1437771024037122048?s=20

Akhir-akhir ini, komik sedang banyak digandrungi oleh kawula muda karena memuat gambar ilustrasi yang menarik daripada buku bacaan yang hanya berisikan teks. Apalagi, dengan adanya teknologi saat ini banyak beredar komik versi digital atau bisa juga disebut dengan e-komik di berbagai aplikasi yang dapat dengan mudah dinikmati dimana saja. Pengguna hanya perlu menginstal aplikasi komik digital pada telepon seluler masing-masing. Hal ini memudahkan penikmat komik karena tidak perlu repot-repot membawa buku cetak.

Namun, banyak orang beranggapan bahwa komik bukanlah sumber literasi. Komik dinilai tidak memiliki pesan yang berarti atau tidak mendidik karena hanya berisi cerita fiksi yang berlebihan saja. Komik juga dikatakan banyak memberikan dampak negatif bagi penikmatnya. 

Padahal, kata literasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri diartikan sebagai kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup, yang berarti komik juga merupakan sumber literasi. Saat ini mudah juga untuk menemukan komik dengan alur cerita tentang kehidupan yang mengandung pesan didalamnya. Salah satunya adalah e-komik pada aplikasi Webtoon berjudul "Pupus Putus Sekolah".

Komik digital "Pupus Putus Sekolah" yang bergenre slice of life bercerita tentang kehidupan Pupus, seorang anak SD yang terpaksa harus putus sekolah setelah neneknya meninggal. Sepeninggalan neneknya ia harus hidup menumpang dari saudara satu ke saudara lainnya. 

Hingga suatu hari saat ia sedang menyapu halaman kampus bersama pamannya, Pupus bertemu Prof. Suryo yang iba melihat Pupus tidak bisa bersekolah lagi. Prof. Suryo menawarkan Pupus untuk tinggal bersamanya saja, namun tidak gratis. Kalau Pupus mau membantu melakukan pekerjaan rumah tangga, Prof. Suryo akan membantu Pupus untuk belajar dengan kurikulum yang dibuatnya sendiri. Pupus menyebutnya dengan sekolah Raya.

Dalam komik ini pembaca disuguhkan perjalanan Pupus selama tinggal bersama Prof. Suryo dimana setiap harinya ia menemukan hal-hal baru. Setiap bertemu orang dan hal baru, Pupus akan mempertanyakan berbagai hal dengan pemikiran kritisnya. Tanpa disadari, pembaca juga turut mendapatkan pelajaran dari membaca komik ini. Komik Pupus Putus Sekolah mengajarkan bahwa belajar bukan hanya tentang materi dan tidak hanya bisa dilakukan di sekolah saja. Karena sejatinya siapa saja bisa menjadi guru dan semua tempat adalah sekolah. Bahkan hal-hal kecil yang terjadi setiap hari bisa menjadi pelajaran yang berarti.

Komik Digital "Pupus Putus Sekolah" memiliki 131 episode yang dibagi dalam 3 season. Dalam setiap episode, penulis memberikan pesan tersirat yang berbeda kepada para penikmatnya. Komik karya Harta Winata ini dapat dinikmati dalam aplikasi Webtoon. Cerita kehidupan Pupus dan Prof. Suryo telah dinikmati oleh 540 ribu orang pada aplikasi tersebut. Selain itu, komik ini juga dapat dinikmati dalam bentuk buku cetak yang dapat ditemukan di toko buku di seluruh Indonesia. Selain mendapatkan pelajaran dari cerita Pupus, pembaca juga turut mengapresiasi karya anak bangsa dengan membaca komik ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline