Lihat ke Halaman Asli

Jihan Infatiha

Mahasiswa PAI 2019 IAIN Jember

Filsafat Pendidikan Pragmatisme dan Tokoh-tokoh Aliran Pragmatisme

Diperbarui: 22 April 2020   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Pragmatisme

Pragmatisme secara istilah berasal dari bahasa yunani yang berarti sebuah perbuatan atau tindakan seseorang. Kata Isme memiliki arti ajaran atau aliran. Jadi pragmatisme adalah ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itumengikuti sebuah tindakan seseorang. 

Pragmatisme secara keseluruhan adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu memiliki keguanaan bagi kehidupan yang nyata. Oleh karena itu kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak mutlak.

Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang terbukti, dengan melihat  akibat-akibat atau manfaat  hasilnya secara praktis. 

Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan kegunaan praktis pengetahuan kepada individu-individu.

Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, karena yang ditampilkan manusia dalam dunia nyata adalah fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain. 

Dunia ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima begitu saja. Karena representasi realitas yang muncul di pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum.

Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik, sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah.
Persoalan yang muncul bermanfaat untuk siapa dan berguna untuk siapa? Dalam konteks ini, apa pribadi masing. 

Orang yang selalu mencari manfaat atau memanfaatkan orang lain itu adalah orang pragmatis. Sedangkan dalam konteks pendidikan. Pertama: semua pelajaran dan kurikulum diarahkan pada kegunaan masing-masing individu dan hafu memiliki manfaat praksia. Kedua: semua yang dilakukan harus berguna bagi lembaga pendidikan.

Orang pragmatis tidak melakukan apapun yang tidak berguna bagi diri dan lembaganya, karena baginya, sesuatu yang tidak berguna sebenarnya tidak benar..

Contoh lain, cari pacar agar dianter kemana-mana, pasti carinya yang punya sepeda atau mobil biar nganter karena nganter adalah manfaat yg ingin diraih. Kalau sudah tidak punya sepeda maka tidak ada manfaatnya. Dan sesuatu yg tidak bermanfaat itu tidak benar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline