Lihat ke Halaman Asli

Jihan Infatiha

Mahasiswa PAI 2019 IAIN Jember

Pengertian Filsafat Pendidikan Realisme dan Pemikiran Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Realisme

Diperbarui: 9 April 2020   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Realisme

Kata Realisme berasal dari bahasa "Realis" yang artinya ada,nyata, atau benar. Kata Realisme ini juga berasal dari bahasa inggris "Reality" yang artinya fakta atau kenyataan. 

Realisme menggambarkan peristiwa atau kejadian yang dialami oleh manusia secara nyata tidak mengada-ada tidak khayalan atau hanya berada dalam pikiran manusia saja tetapi peristiwa yang benar-benar ada yang dialami manusia berupa objek fisik yaitu hal/pokok pembicaraan/benda yang dijadikan untuk diteliti dan diperhatikan melalui lingkungan atau alam sekitar. 

Realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh yang bersifat dualistis yaitu hal fisik dan rohani. Disinilah realisme memadukan materialisme dengan idealisme.

Pengetahuan dalam dunia pendidikan bukan hanya terletak pada obyek tetapi juga subyek. Pendidikan akan mengalami keberhasilan, jika pendidik dan anak didik memiliki persepsi dan keinginan pengetahuan yg sama.

Pada prinsipnya realisme memandang hakikat wujud/realitas/ontologi secara dualitas, terdiri atas dunia fisik dan rohani. Realisme dalam dunia pendidikan memiliki prinsip, 1) memberi perhatian pada peserta didik seperti apa adanya. 2) insiatif dalam pendidikan berada pendidik bukan pada anak. 

Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan hidup dan tanggung jawab social, dan menciptakan anak didik untuk menguasai pengetahuan yang handal dan dapat dipercaya melalui kedisiplinan mental maupun moral. 

Realisme tidak hanya mementingkan ide atau pikiran manusia saja tetapi pikiran di luar manusia itu sendiri. Karena isi pikiran manusia itu asalnya kosong dan menurut aliran realisme ini disebut dengan tabularasa. Dimana kekosongan pikiran manusia itu dapat diiisi dari luar pikiran manusia atau peristiwa yang dialami dalam lingkungan sekitarnya. 

Tabularasa itu menganggap bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci dalam agama), laksana keeta kosong yang tidak memiliki pangetahuan apapun. Yang memberi pengetahuan afalah hasil pengalaman yang di dapat selama menjalani kehidupannya.
Contoh: suka dan dukanya orang pacaran hanya dirasakan oleh orang yang mengalami. Orang yng mengalami tidak akan pernah tahu itu atau Pahit dan manisnya perkuliahan hanya dirasakan oleh mahasiswa. Selain mahasiswa tidak akan tahu itu semua.

Pendidikan menurut aliran filsafat realisme menekankan pada pembentukan peserta didik agar mampu melaksanakan tanggung jawab sosial dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Untuk mencapainya diperlukan pendidikan yang ketat dan sistematis dengan dukungan kurikulum yang komprehensif dan kegiatan belajar yang teratur di bawah arahan oleh tenaga pendidik.

B. Pemikiran Tokoh-Tokoh Filsafat Pendidikan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline