Lihat ke Halaman Asli

Jihan Fatiha

Welcome:)

Mengupas Aliran Rekonstruksionisme dalam Fislafat Pendidikan beserta Para Tokohnya

Diperbarui: 27 Mei 2020   14:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamualaikum wr.wb.
Haii teman-teman, apa kabar? kembali lagi bersama saya. Sekarang saya akan membahas mengenai aliran filsafat pendidikan Rekonstruksionisme kan? Pasti sudah sangat penasaran yaa? Apa itu Rekonstruksionisme? Apakah aliran rekonstruksionisme berhubungan dengan aliran perennialisme? Siapa saja tokoh yang ada di dalam aliran Rekonstruksionisme? Wah pasti teman-teman memiliki banyak sekali pertanyaan kan? Skuyy langsung saja disimak dan dibaca yuk :)

A. Pengertian Filsafat pendidikan Rekonstruksionisme

     Kata rekontruksi berasal dari bahasa inggris yang artinya menyusun kembali. Dalam filsafat pendidikan aliran Rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tatanan susunan lama dengan membangun tatanan susunan hidup yang bercorak modern atau baru serta berupaya mencari kesepakatan antar sesama manusia agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam tatanan dan seluruh lingkungannya. Aliran Rekonstruksionisme ini pada prinsipnya sepaham dengan aliran perennialisme. Kemunculan aliran Rekonstruksionisme berawal dari kondisi masyarakat yang semakin meninggalkan sebuah tatanan dunia dalam bersikap. Meskipun aliran Rekonstruksionisme sepaham dengan aliran perennialisme namun prinsip yang dimiliki oleh kedua aliran ini cukup berbeda. Keduanya mempunyai visi dan cara yang berbeda dalam pemecahan yang ditempuh. Aliran perennialisme memilih untuk kembali kepada kebudayaan lama dan telah diuji dan terbukti mampu membawa manusia mengatasi krisis sedangkan aliran Rekonstruksionisme berusaha membina suatu consensus yang paling luas dan mungkin membawa tujuan utama dan tertinggi dalam mencapai tujuannya. Aliran Rekonstruksionisme berusaha mencapai kesepakatan semua orang mengenai tujuan yang akan dicapai. Pada prinsipnya aliran Rekonstruksionisme memandang alam itu fisika metafisika. Aliran ini berpendirian bahwa alam nyata mengandung 2 hakikat sebagai asal sumber yaitu hakikat materi dan hakikat rohani. Aliran Rekonstruksionisme memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa dan dunia siatur dan diperintah oleh rakyat dan cita2 yang sesungguhnya bukan hanya sebuah teori tetapi harus diwujudkan menjadi kenyataan.  

B. Pemikiran Tokoh-tokoh filsafat pendidikan Rekonstruksionisme

1. George Count
    Berpendapat bahwa pendidikan diperlukan untuk mengungkapkan konsepsi peradaban dan perumusan filsafat pendidikan yang dapat mempersiapkan para pendidik untuk mengatasi krisis sosial dan ketertinggalan budaya dengan merekontruksi gagasan, keyakinan, dan nilai-nilai dalam kondisi yang berubah. Oleh karena itu guru memegang posisi sebagai ujung tombak pengambil langkah pertama dalam transformasi sekolah. Dalam tujuan pendidikan menurut aliran Rekonstruksionisme adalah sebagai cara untuk membebaskan dan mengelola pikiran adalah mengekspresikan dari peradaban yang dilayaninya. Dalam peran pendidikan adalah menjembatani kesenjangan sekolah dan masyarakat. Dalam proses pendidikan yaitu sebagai transmisi warisan budaya yang layak kepada anggota masyarakat yang belum dewasa.

2. Caroline Pratt
     Berpendapat bahwa seorang kontriksionis sosial yang berpengaruh pada periode ini adalah nilai besar suatu sekolah harus menghasilkan manusia-manusia yang dapat berpikir secara efektif dan kontruktif. Untuk mencapai tujuan pendidikan aliran Rekonstruksionisme berupaya mencari kesepakatan dan kerjasama antar manusia agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan dalam lingkungannya.

3. Paulo Freire
    Merupakan salah satu tokoh utama aliran Rekonstruksionisme. Berpendapat bahwa pendidikan itu memiliki tujuan membuka mata peserta didik supaya mereka bisa menyadari relitas dari kecerdasannya agar meraka bisa transformasi sosial. Kegiatan membuka mata peserta didik ini disebut sebagai konsientasi yaitu pemahaman mengenai keadaan nyata yang sedang dialami oleh peserta didik. Konsientasi bertujuan untuk membongkar apa yang biasanya disebut kebudayaan diam. Suatu kondisi dimana masyarakat dibuat tunduk dan patuh oleh penguasa sehingga masyarakat tidak berani atau tidak bisa untuk menanyakan keberadaannya dan pada akhirnya mereka cenderung menerima keadaan tersebut  secara fatalistis. Nah dalam kerangka pikiran tadi tidak mengherankan lagi bagi Paulo Freire pendidka itu pasti ada campur tangan politiknya, baik itu untuk mempertahankan status quo atau untuk menciptakan perubahan sosial. Menurut Paulo Freire guru itu bukan hanya sosok tunggal yang mengajar tetapi juga sosok yang diajar dalam proses belajar mengajar sedangkan murid bukan hanya sebagai pendengar tetapi juga sebagai penyelidik yang berpikir kritis. Guru disini bertugas untuk mengedepankan suatu materi dihadapan murid dan meminta murinya untuk mempertimbangkan materi tersebut. Jadi murid tidak hanya pasif, menerima begitu saja kenyatannya, dan penghafal informasi saja tetapi murid juga harus tau dengan kritis informasi yang diberikan kepada mereka lalu mengaitkan informasi tersebut kedalam kehidupan mereka serta memanfaatkan informasi tersebut untuk melakukan perubahan.

Nah cukup sekian informasi atau pengetahuan yang dapat saya bagikan mengenai aliran filsafat pendidikan Rekonstruksionisme nihh udah pada paham belum? Kalau ada saran atau kritik silahkan komen dibawah ya teman-teman. Semoga artikel kali ini bermanfaat bagi teman-teman apabila ada salah kata mohon dimaafkan:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline