Lihat ke Halaman Asli

Apa Itu BPA dan Bahayanya bagi Tubuh Kita

Diperbarui: 23 September 2022   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kemasan yang mengandung BPA (sumber: Getty Images)

Mungkin kita sudah tidak asing dengan istilah BPA-Free. Banyak produk alat makan plastik yang beredar di pasaran mengklaim bahwa produk yang dijual tersebut bebas BPA. Begitu pula dengan produk makanan dengan kemasan plastik, terutama produk minuman dalam kemasan, yang menyertakan label BPA-Free. 

Walaupun sudah tidak asing, mungkin masih banyak yang belum paham kenapa produk-produk tersebut harus bebas dari BPA. Memangnya apa saja Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh BPA?

BPA atau Bisphenol-a merupakan senyawa kimia tidak larut air yang digunakan dalam pembuatan resin epoksi dan plastik polikarbonat. Resin epoksi umum ditemukan dalam kemasan kaleng sedangkan polikarbonat merupakan bahan baku pembuatan wadah plastik untuk penyimpanan makanan. Penggunaan BPA bertujuan agar kemasan tidak mudah hancur. Label BPA-free berarti kemasan atau alat makan tersebut bebas dari bisphenol-a.

Dalam kajian sains berjudul "Dampak Paparan Bisphenol-a pada Brain Development dan Gangguan Perkembangan Mental" , Prof Junaedi Khotib menyatakan bahwa adanya BPA dapat menyebabkan kerusakan kompleks yang melibatkan jalur epigenetik dan hormonal. 

Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga ini mengatakan bahwa paparan BPA pada kultur sel saraf menyebabkan perubahan dalam aktivitas, proliferasi, deferensiasi, dan fisiologi sel dalam mengekspresikan protein spesifik. 

Perubahan deferensiasi mempengaruhi otak dan berdampak pada learning memory. Paparan BPA juga berhubungan erat dengan kerusakan DNA marker yang berpeluang menimbulkan gangguan tumbuh kembang terutama pada ASD (Autism Spectrum Disorder), ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity Disorder), dan gangguan kesehatan mental pada anak-anak. 

Sebuah studi pada tahun 2011 juga menunjukan potensi BPA memengaruhi perkembangan otak janin pada kehamilan. Dampak ini dapat berlanjut hingga setelah janin lahir dan berpengaruh pada kecemasan dan perilaku sosial.

Menurut Kepala BPOM, Penny K Lukito, BPA memengaruhi mekanisme sistem endokrin terutama mengganggu kerja hormon estrogen dan menyebabkan gangguan sistem reproduksi, gangguan sistem kardiovaskular, gangguan ginjal, diabetes, obesitas, dan kanker.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline