Lihat ke Halaman Asli

Jihan Alifaa

mahasiswa

Cara Menjaga Mental Health Bagi Mahasiswa

Diperbarui: 29 Oktober 2023   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belakangan ini di Indonesia sedang banyak sekali terjadi kejadian Bunuh diri di kalangan Mahasiswa. Entah apa yang terjadi sehingga membuat mereka ingin meakhiri hidupnya karna disebabkan stress akibat kuliahnya. Di perkuliahan kita tidak hanya belajar akademik saja melainkan kita juga belajar bagaimana membangun sosialisasi dilingkungan baru dan cukup besar beda dengan masa kita sekolah dulu.
Menjaga Kesehatan Mental juga menjadi aspek yang sangat penting bagi Mahasiswa. Menurut hasil yang saya cari ada Sebanyak 64% generasi muda mengalami masalah kecemasan, sedangkan 61,5% diantaranya sudah mengarah pada gejala depresi. Dalam permasalahan seperti ini kita tidak boleh menganggap sepele masalah tersebut,karna orang yang sedang mengalami depresi harus dikelilingi orang yang sayang dengan dia. Mereka yang depresi tidak boleh ditinggal sendirian, tidak boleh membiarkan dia memendam masalah sendirian oleh karna itu kita yang tidak menglami hal tersebut kita harus peduli dengan orang orang yang mempunyai gangguan Mental health agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
Kesehatan mental merupakan kondisi dimana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.
Rata-rata Mahasiswa yang mengalami Depresi adalah Mahasiswa yang sedang menyusun skripsinya,entah apa yang mereka rasakan sampai bisa mengalami depresi
         
 hingga memilih untuk mengakhiri hidupnya. Menurut saya Orangtua belum begitu mengerti akan adanya mental health sehingga mungkin terlalu menekan anaknya, sebenarnya menurut saya orangtua juga tidak bias disalahkan karna pada saat mereka muda pun mungkin didikan dari orangtuanya keras dan dahulu masih minim pengetahuan akan parenting yang baik. Maka dari itu jika kalian punya teman kerabat yang mengalami depresi sebaiknya selalu ditemani,didengarkan dan apabila sudah parah kita bias laporan ke orangtuanya agar diberi pertolongan psikologis.
Ciri-ciri orang yang mengalami depresi adalah,sering kali merasa bersalah dan tidak berharga,putus asa akan hidupnya,selalu merasa sedih,susah termotivasi,dan selalu ingin sendirian. Oleh karna itu seperti yang saya bilang sebelumnya adalah kita tidak boleh membiarkan orang orang yang mengalami ini menyediri terus menerus. Menurut saya orang yang mempunyai gangguan Mental Health harus banyak banyak menyibukan dirinya agar pikiran nya terdistract dan tidak terus memikirkan hal hal secara over.
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melakukan pengobatan pada masalah depersi. Pilihan pengobatannya umumnya sama dengan perawatan depresi berat. Dokter dapat meresepkan beberapa obat antidepresan, seperti obat golongan inhibitor reuptake serotonin selektif. Selain itu juga dapat melalui psikoterapi atau terapi bicara, seringkali dapat membantu orang yang mengalami masalah depresi dan Kesehatan mental lainnya.
Selain melalui beberapa cara diatas ada juga beberapa perawatan diri yang dapat membantu mengobati depresi ringan kronis seperti dengan melakukan olah raga secara rutin dengan intensitas sedang selama 30 menit, menghindari konsumsi alcohol dan obat obatan terlarang, pastikan untuk meminum obat yang dokter resepkan dengan benar dan sesuai dosis, makan makanan yang bervariasi dan bergizi setiap harinya, lakukan hal hal yang disukai, memiliki tidur yang cukup dan mencari teman teman yang positif dan menunjukan bahwa mereka memiliki kepedulian terhadap diri kamu
Berbicara dari hati ke hati dengan anak remaja Anda tentang kondisi dan kesehatan mentalnya adalah langkah awal yang perlu Anda lakukan sebagai orangtua.
                         
Jika Anda mengkhawatirkan kesehatan mental anak, mulailah dengan mengajaknya berbicara. Berbicara dengan anak tentang bagaimana perasaan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak sendirian dan bahwa Anda, sebagai orangtua, peduli. Selain itu, anak juga mungkin memerlukan bantuan Anda untuk mendapatkan dukungan profesional. Berikut adalah beberapa ide untuk mendorong anak remaja berbicara dengan Anda tentang perasaan mereka:
Katakan bahwa bahkan orang dewasa pun memiliki masalah yang tidak dapat mereka selesaikan sendiri. Tunjukkan bahwa lebih mudah untuk mendapatkan bantuan jika Anda memiliki dukungan orang lain.
Beri tahu anak Anda bahwa bukan hal yang aneh jika anak muda merasa khawatir, stres, atau sedih. Juga beri tahu mereka bahwa membuka pikiran dan perasaan pribadi bisa menakutkan.
Beri tahu anak Anda bahwa membicarakan suatu masalah sering kali dapat membantu meletakkan segala sesuatunya ke dalam perspektif dan membuat perasaan menjadi lebih jelas. Seseorang dengan pengalaman yang lebih banyak atau berbeda -- seperti orang dewasa -- mungkin dapat menyarankan opsi yang belum terpikirkan oleh mereka.
Sarankan beberapa orang lain yang dapat diajak bicara oleh anak Anda jika mereka tidak ingin berbicara dengan Anda -- misalnya, bibi atau paman, teman keluarga dekat, pelatih olahraga atau pemuka agama terpercaya, orang yang lebih tua atau dokter umum.
Beri tahu anak Anda bahwa berbicara dengan dokter umum atau profesional kesehatan lainnya bersifat rahasia. Para profesional ini tidak dapat memberi tahu orang lain, kecuali mereka mengkhawatirkan keselamatan anak Anda atau keselamatan orang lain.
Tekankan bahwa anak Anda tidak sendirian. Anda akan berada di sana kapan pun mereka siap untuk berbicara.
Jika Anda menyampaikan kekhawatiran kepada anak Anda, mereka mungkin menolak bantuan apa pun atau mengatakan tidak ada yang salah. Banyak anak muda tidak mau mencari bantuan sendiri. Jadi, Anda mungkin perlu mengatakan

bahwa Anda khawatir tentang mereka dan akan mencoba untuk mendapatkan nasihat profesional. Sebaiknya dorong anak untuk ikut bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline