Menurut Von Thunen, lokasi diartikan variabel terikat yang mempengaruhi variabel bebasnya seperti urban growth, perekonomian, politik bahkan gaya hidup masyarakat. Inti dari teori Von Thunen adalah teori lokasi pertanian yang menitikberatkan pada jarak lokasi pertanian ke pasar, jarak lokasi dari pusat kota dan sifat produk pertanian mulai dari keawetan, harga dan beban angkutnya.
Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa harga sewa lahan nilainya bergantung pada guna lahaannya. Lahan yang berada di dekat pusat kota akan lebih mahal dibandingkan dengan lahan yang jauh dari pusat kota karena jaraknya yang semakin jauh dari pusat kota/kegiatan.
Sedangkan menurut Weber dalam bukunya yang dikutip oleh Tarigan (2005:140-143), pemilihan lokasi industri didasarkan pada prinsip minimal biaya artinya pemilihan lokasi industri didasarkan menurut tempat - tempat yang mempunyai biaya yang paling minimum dari bahan mentah yang dibutuhkan, tenaga kerja, serta komsumen (pasar) yang semuanya dipengaruhi oleh biaya transportasi. Tempat dimana total biaya transpotasi dan tenaga kerja yang minimum akan memberikan keuntungan yang maksimum.
Secara umum, pemilihan lokasi ditentukan oleh beberapa faktor sepertibahan baku lokal, permintaan lokal, bahan baku yang dapat dipindahkan, dan permintaan luar (Hoover dan Giarratani, 2007). Teori lokasi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. (Tarigan, 2006:77).
Berdasarkan penjelasan tersebut, hal ini yang mendasari pengamatan lokasi produksi beras organik dan keterkaitannya dengan teori lokasi. Di dalam lokasi studi terdapat sawah sebagai tempat untuk memproduksi hasil pertanian berupa padi. Padi yang dihasilkan kemudian diolah untuk memisahkan kulit luar dengan biji untuk dihasilkan produk pertanian berupa beras. Jarak antara sawah dengan lokasi pengolahan beras berdekatan dan memiliki jarak kurang dari 1 km. Lokasi yang berdekatan ini memudahkan petani untuk membawa hasil pertanian untuk langsung diolah.
Setelah beras dikeringkan dan diolah, kemudian dikemas dan dipasarkan. Lokasi produksi beras organik juga berdekatan dengan pasar. Pada prinsipnya pasar dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu pasar sentral dan pasar wilayah. Pasar sentral merupakan pusat aktivitas suatu daerah yang menggerakkan roda perekonomian daerah tersebut. Sedangkan pasar wilayah berperan sebagai pasar yang melayani masyarakat yang berada di wilayah tersebut. Pasar ini biasanya pengelolaannya lebih tradisional karena peranan utamanya adalah memenuhi kebutuhan pokok masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah pasar.
Pasar yang lokasinya berdekatan dengan sawah dan unit pengolahan tersebut tergolong sebagai pasar wilayah yang peranannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah tersebut. Jarak lokasi pengolahan beras ke pasar juga terjangkau, berjarak sekitar 2-3 km. Hal ini mendukung pemasaran beras organik dan kemudahan untuk menjangkau konsumen karena jaraknya yang dekat dengan pasar.
Selain adanya pasar, produksi beras organik juga dipasarkan ke warung – warung sembako atau toko kelontong. Toko sembako berperan untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam skala kecil atau lingkup lingkugan sekitar. Keberadaan toko kelontong ini dipengaruhi adanya pasar sebagai pusat utama dan kebutuhan konsumen. Jarak toko kelontong ke pasar sekitar 1 km.