Perjalanan ke Pulau Dua, Bakongan, Aceh Selatan, bukanlah perjalanan biasa. Dimulai dari Aceh Barat, perjalanan yang memakan waktu enam jam ini dipenuhi dengan berbagai rintangan. Hujan lebat dan bocornya ban motor menjadi tantangan yang harus dihadapi. Meskipun anggaran perjalanan terbatas, semangat kami untuk menjelajah Pulau Dua tak pernah padam.
Dalam perjalanan menuju Bakongan, kami sempat singgah di Masjid Agung Tapaktuan, salah satu ikon megah di Aceh Selatan. Masjid ini tidak hanya mengundang kekaguman karena arsitekturnya, tetapi juga menjadi tempat beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan sekitar.
Lautan luas dan gunung-gunung yang menjulang tinggi menjadi latar belakang yang memukau sepanjang perjalanan. Suasana ini begitu tenang, seolah mengingatkan pada sejarah Tuan Tapa yang masih hidup dalam cerita rakyat setempat.
Setelah tiba di Bakongan, kami melanjutkan perjalanan dengan perahu untuk mencapai Pulau Dua. Meski cuaca mendung, semangat kami tetap tinggi. Laut yang tenang, meski diselimuti awan gelap, menyambut kami dengan keindahan yang menakjubkan.
Begitu tiba di Pulau Dua, kelelahan kami terbayar lunas. Kami segera beres-beres dan memasak setelah seharian tanpa makan siang. Kegiatan memancing menjadi pengisi malam, diikuti dengan bakar ubi yang sederhana namun memuaskan. Keesokan paginya, snorkeling menjadi aktivitas utama. Kami berkeliling pulau, menikmati keindahan bawah laut yang masih alami.
Pulau Dua memberikan ketenangan yang sulit dijumpai di tempat lain. Fasilitas yang tersedia sudah cukup memadai, meski kami sempat membersihkan area sekitar dari dedaunan yang berguguran.
Ketenangan yang diberikan oleh alam di Pulau Dua seolah menghapus segala stres, membuatnya menjadi destinasi sempurna untuk melarikan diri dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.