Lihat ke Halaman Asli

Jihan Jauhara

Program Studi Geografi - Ilmu Sosial dan Politik -Universitas Lambung Mangkurat

Analisis Location Quetient (LQ) dan Shift Share (SS) untuk Sektor Ekonomi di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2024

Diperbarui: 7 November 2024   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Data BPS, olah data, 2024

     Pengembangan pertanian ke depan berbasis pada potensi dan komoditas unggulan wilayah setempat. Setiap wilayah memiliki komoditas unggulan masing-masing, bergantung pada sumberdaya yang dimiliki. Tanaman pangan merupakan komoditas strategis dan menarik dalam kaitannya dengan isu peningkatan produksi dan jaminan ketersediannya. Kebutuhan pangan terus mengalami peningkatan sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Kabupaten Tanah Bumbu merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi ekonomi yang beragam di Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan pembangunan yang berkelanjutan, pemerintah daerah terus mengupayakan strategi pembangunan yang didasarkan pada potensi lokal dan keunggulan kompetitif daerah. Salah satu upaya penting yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis sektor-sektor ekonomi yang berperan besar dalam perekonomian daerah. 

Analisis ini penting untuk mengetahui sektor unggulan yang mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah serta peluang pengembangan di masa depan.     Dalam pengembangan ekonomi wilayah, analisis sektor-sektor unggulan menjadi sangat penting. Dua metode yang sering digunakan untuk menganalisis sektor ekonomi suatu daerah adalah Location Quotient (LQ) dan Shift-Share (SS). Location Quotient (LQ) bertujuan mengidentifikasi sektor basis atau sektor unggulan dalam suatu wilayah yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas. Sedangkan, metode Shift-Share (SS) digunakan untuk menganalisis perubahan kinerja sektor ekonomi suatu wilayah dari waktu ke waktu, serta untuk memisahkan pengaruh pertumbuhan nasional, struktural, dan keunggulan kompetitif lokal.     Dalam konteks Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, analisis LQ dan SS untuk sektor ekonomi di tahun 2024 dapat memberikan gambaran mengenai sektor-sektor yang memiliki keunggulan kompetitif dan kontribusi tinggi terhadap perekonomian daerah. Hasil dari analisis ini dapat membantu pemerintah daerah dalam merancang kebijakan ekonomi yang lebih efektif dan terfokus.

     Location Quotient (LQ) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur konsentrasi relatif dari suatu sektor di suatu daerah dibandingkan dengan wilayah yang lebih besar (misalnya provinsi atau nasional). Nilai LQ lebih dari 1 menunjukkan bahwa sektor tersebut adalah sektor basis atau sektor unggulan di daerah tersebut. Jika LQ > 1, sektor tersebut memiliki keunggulan relatif di Kabupaten Tanah Bumbu dibandingkan rata-rata nasional. Jika LQ = 1, berarti sektor tersebut memiliki proporsi yang sama dengan rata-rata nasional, sedangkan jika LQ < 1, sektor tersebut memiliki proporsi yang lebih kecil.
     Analisis Shift-Share (SS) adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi perubahan kontribusi sektor ekonomi suatu wilayah dalam periode tertentu. Analisis ini terdiri dari tiga komponen utama:
-Pertumbuhan Nasional (National Growth Effect): Mengukur pertumbuhan sektor ekonomi di tingkat nasional yang memengaruhi seluruh wilayah.
-Efek Struktur Industri (Industry Mix Effect): Mengukur pengaruh sektor yang tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dibandingkan dengan sektor lainnya di tingkat nasional.
-Efek Kompetitif Wilayah (Regional Shift Effect): Mengukur keunggulan atau daya saing sektor ekonomi di daerah dibandingkan dengan tingkat nasional.
     

     Hasil analisis LQ untuk sektor ekonomi di Kabupaten Tanah Bumbu akan memberikan informasi mengenai sektor-sektor unggulan daerah ini. Misalnya, sektor pertambangan, pertanian, atau pariwisata mungkin memiliki LQ > 1, yang menunjukkan bahwa sektor-sektor ini merupakan sektor basis di Kabupaten Tanah Bumbu. Dengan demikian, sektor-sektor tersebut berpotensi menjadi fokus utama dalam pengembangan ekonomi daerah. Berikut adalah grafik potensi wilayah Kab. Tanah Bumbu tahun 2024

Sumber : Data BPS, olah data, 2024

Sumber : Data BPS, olah data, 2024

Sumber : Data BPS, olah data, 2024

Berikut penjelasan dari grafik potensi wilayah di Kabupaten Tanah Bumbu :

- Pertanian : Grafik di atas menunjukkan potensi wilayah sektor pertanian di Kabupaten Tanah Bumbu untuk tahun 2024, yang terbagi dalam empat kategori: pertanian tertinggal, prospektif, andalan, dan unggulan. Secara umum, sebagian besar wilayah pertanian di Kabupaten Tanah Bumbu masih tergolong dalam kategori "pertanian tertinggal," yang ditunjukkan dengan dominasi warna merah tua pada hampir semua kecamatan. Beberapa kecamatan seperti Teluk Kepayang, Kusan Tengah, Kusan Hilir, dan lainnya memiliki nilai tinggi di kategori ini, sekitar 40 satuan. Selain itu, terdapat beberapa kecamatan yang mulai menunjukkan potensi pertanian prospektif, meskipun nilainya relatif kecil jika dibandingkan dengan kategori pertanian tertinggal. Pada kategori pertanian andalan, hanya terdapat beberapa kecamatan seperti Kusan Hulu, Satui, Mantewe, dan Simpang Empat, namun dengan jumlah yang sangat terbatas. Sementara itu, kategori pertanian unggulan yang ditandai dengan warna hijau tua hanya terlihat di beberapa kecamatan, seperti Batulicin. Secara keseluruhan, grafik ini menggambarkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Tanah Bumbu masih memerlukan pengembangan yang signifikan untuk meningkatkan statusnya, mengingat mayoritas wilayah masih berada dalam kategori tertinggal, dengan sedikit kecamatan yang berpotensi menjadi wilayah andalan atau unggulan di masa depan.

- Perkebunan : Grafik ini menampilkan potensi sektor perkebunan di Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2024, yang dibagi menjadi empat kategori: perkebunan tertinggal, prospektif, andalan, dan unggulan. Dari grafik ini, dapat dilihat bahwa banyak kecamatan masih tergolong dalam kategori "perkebunan tertinggal" yang ditandai dengan warna merah tua, terutama di Kecamatan Teluk Kepayang, Kusan Tengah, Kusan Hilir, dan Kusan Hulu. Kecamatan-kecamatan ini memiliki nilai yang tinggi di kategori tertinggal, dengan Kecamatan Teluk Kepayang bahkan mencapai nilai tertinggi (sekitar 5 satuan).
    Selain itu, beberapa kecamatan juga menunjukkan potensi dalam kategori "perkebunan prospektif," yang ditandai dengan warna merah muda, seperti Kecamatan Kusan Hilir, Kusan Hulu, dan Karang Bintang. Kategori "perkebunan andalan" (warna hijau muda) muncul pada beberapa kecamatan dalam jumlah yang sangat terbatas, termasuk Kusan Hilir dan Kusan Hulu. Sementara itu, kategori "perkebunan unggulan" (warna hijau tua) hanya terlihat di Kecamatan Batulicin, yang menunjukkan potensi yang kuat dalam sektor perkebunan dibandingkan kecamatan lain. Secara keseluruhan, grafik ini menunjukkan bahwa sektor perkebunan di Kabupaten Tanah Bumbu masih perlu dikembangkan lebih lanjut, mengingat mayoritas wilayah masih berada dalam kategori tertinggal dan hanya sedikit wilayah yang masuk dalam kategori andalan atau unggulan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline