Ilustrasi - Joko Widodo dan Prabowo Subianto (Kompas/Jitet)
Telah begitu banyak tulisan yang mengangkat tema tentang bergabungnya Golkar ke pemerintahan mendukung Jokowi-JK. Sebuah keputusan yang menunjukkan kalah telaknya kubu ARB. ARB tak lagi punya pilihan setelah habis masa kepengurusan Golkar periode sebelumnya. Bergabungnya Golkar membuat koalisi KIH makin kuat meski ARB mengakui ia tetap berada di KMP. Kepergian Golkar mengakibatkan Gerindra sendiri akibat PKS yang kelihatannya masih berada di persimpangan jalan, apakah akan bergabung dengan Jokowi atau secara pasti dengan sepasti-pastinya menyatakan tetap bersama Gerindra dalam koalisi oposisi.
Bergabungnya Golkar ke Jokowi dan meninggalkan KMP di satu sisi, serta ketegasan Gerindra untuk secara konsisten menyatakan diri oposisi, sesungguhnya akan berimplikasi pada panennya salah satu pihak pada pemilu 2019. Salah satu dari kelompok ini akan panen raya dukungan rakyat pada pemilu selanjutnya, tergantung siapa yang melakukan masa tanam dengan baik, memupuk kepercayaan rakyat dengan pupuk terbaik serta menjaga masuknya hama tanaman yang akan merusak kepercayaan rakyat. Masing-masing dari dua kelompok ini, akan memulai musim tanam yang baru, memupuk tanaman itu serta menghindarkan hama yang akan merusak tanaman.
Jokowi telah memulai tanamannya dengan membangun koalisi raksasa dengan bergabungnya Golkar dan PAN. Tanaman ini kelihatan begitu subur. Bersama dengan kekuatan partai politik, Jokowi akan dengan mudahnya mengawal kebijakannya untuk kesejahteraan rakyat. Kini tak ada lagi hambatan di DPR yang dapat mengganjal Jokowi untuk berbuat yang terbaik bagi Rakyat. Tak ada lagi alasan bagi Jokowi untuk mengatakan “aku tak bisa berbuat terbaik bagi negeri ini karena program tak didukung DPR”.
Besarnya dukungan partai politik, juga berimplikasi pada besarnya badai yang bisa menimpa tanaman revolusi mental yang dibuat oleh Jokowi. Para partai yang bergabung tentu membawa misinya sendiri-sendiri yang ujungnya bisa merusak tanaman yang dipelihara oleh jokowi. Partai politik bisa saja menjadi hama yang menyerang, merusak dan mengakibatkan gagal panen.
Kini pun rakyat akan menunggu Jokowi. Rakyat menantikan kebijakan di bidang politik, bidang ekonomi, sosial budaya, bidang kesehatan, dan pendidikan. Rakyat menunggu Jokowi memberikan kesejahteraan, mengurangi pengangguran, mengatasi kemiskinan, meningkatkan kualitas pendidikan, mengurangi pengangguran, membuka lapangan pekerjaan, membangun infrastruktur dan lain-lain. Intinya rakyat ingin sejahtera, aman dan damai. Rakyat berharap banyak pada Jokowi.
Di seberang lainnya, ada Prabowo. Rakyat tak banyak berharap pada Prabowo untuk kesejahteraan, karena rakyat pun tahu bahwa sekarang ini masih eranya Jokowi. Rakyat berharap Prabowo dengan Gerindranya menjadi oposisi yang mengawal kebijakan Jokowi. Rakyat ingin Prabowo menjadi mata-mata yang terus mengawasi segala kecurangan, kelalaian, perlambatan untuk kesejahteraan Rakyat.
Rakyat berharap bahwa Jokowi bersama seluruh menterinya mampu menyuguhkan hidangan hasil panen raya yang ia tanam dengan bibit unggul revolousi mentalnya, implementasi yang baik dari semangat kerja keras dan kerja cerdasnya, menggunakan pupuk dari semua kementerian yang berkualitas nomor wahid. Namun sebaliknya, ketika Jokowi tak mampu memberikan hasil panen yang terbaik untuk rakyat, maka rakyat negeri banyak berharap pada Prabowo untuk memberikan tanaman baru, yang tentu akan lebih baik bagi rakyat.
Sementara PKS yang lahannya kini dipimpin oleh Anis matta, masih belum jelas arahnya. Di satu pihak sebagian petaninya mendekat ke lahan Jokowi, namun sebagian petaninya juga ada yang tetap komit ke Prabowo. Saat 2019 tiba, saatnya kita saksikan panen raya dukungan rakyat. Bisa jadi ia adalah Jokowi yang berhasil menyuguhkan tanaman kesejahteraan bagi rakyat. Atau bisa jadi ia adalah Prabowo yang akan menyuguhkan tanaman kesejahteraan yang lebih unggul, lebih nikmat dan lebih gurih. Kita tunggu.
http://www.kompasiana.com/jief/kmp-bubar-ancaman-buat-jokowi_5694813981afbd6e05b03fd7
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H