Lihat ke Halaman Asli

Kisah Seorang Sayid (Bag 4)

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ibu ditugaskan untuk mempengaruhiku agar membatalkan niatku kuliah di jamiah islamiah, bahkan ibu seperti memohon, matanya berkaca kaca dan membuatku tak kuat menatapnya....

Aku memalingkan muka kemudian aku berkata " Mengapa abah dulu menikahi ibu ? " bukankah ibu bukan keluarga besar hadrami ? ....  ibuku terkejut atas pertanyaanku kemudian beliau hanya berkata lirih... kau akan tau pada waktunya nanti ,,, kemudian pergi dan membiarkanku sendiri...

Aku mengepak pakaian dan kitab kitab di perpustakaan mini kamarku, kitab kitab yang sempat akan di bakar oleh abah , kitab yang katanya menyesatkanku dari agama leluhurnya...

Pemahaman abah sama sekali bertolak belakang bahkan dengan akal fikiranku, kadang memaksakan sebuah dalil hanya untuk membenarkan pemahaman dan kepentingannya.

Pernah suatu hari kami berdiskusi masalah bidah, aku menyitir sebuah hadits yang dceritakan oleh Aisyah ra isteri rosulullah SAW "Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan yang tiada perintah kami atasnya, maka amal itu ditolak.

Namun abah rupanya tetap bergeming dengan pendapatnya bahwa aku harusnya belajar agama ke yaman hadramaut, di sana guru gurunya akan bisa membimbingku, dan bisa menjadikanku ustad terkenal seperti beberapa kerabatku yang kemudian menjadi terkenal di seantero negeri, tapi hatiku justru cenderung ke jamiah islamiah Madinah, tempat Sech bin baz dan sech utsaimin dulu memberi kuliah.

Keluarga tak bisa lagi menahanku, mereka luluh dengan kekerasan tekadku, bagiku mencari ilmu adalah berharap ridho Allah bukan dunia ini, Rosulullah SAW pernah bersabda : " Barang siapa mempelajari suatu Ilmu, yang seharusnya hanya ditujukan untuk mencari rihdo Allah, tetapi ia tidak mempelajarinya melainkan hanya untuk mendapatkan kenikmatan duniawi maka pada hari kiamat nanti dia tidak akan dapat  mencium baunya syurga "...

Aku tiba di bandara Soekarno Hatta diantar ibu dan adik adiku... siang itu sangat terik, langkahku pelan melewati pintu imigrasi tak berapa lama pesawat SV 8xx Saudi Airlines yang akan membawaku tiba, aku terus berdoa memantapkan hati bahwa aku berusaha menjalani  proses qada dan qadar yang telah tertulis atas diriku...

( Bersambung Ke Bag 5 )




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline