Belakangan ini tengah viral di media sosial TikTok mengenai konten nama yang tercantum di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti). PDDikti sendiri merupakan platform kumpulan data penyelenggaraan Pendidikan tinggi yang digunakan untuk melakukan cek data mahasiswa, dosen, ataupun universitas. Tren nama yang tercantum di PDDikti dibuat untuk menunjukkan identitas seorang mahasiswa yang namanya tercantum di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti).
Fenomena ini menjadi viral lantaran mengundang berbagai respons dari sesama pengguna media sosial TikTok. Adapun dalam salah satu video dengan nama akun TikTok @DUTA LDR yang menunjukkan orang yang sedang berjalan dengan disertai musik dan tulisan "Jangan jadikan aku sainganmu, namamu tidak ada di PDDikti saya kamu sudah kalah" mengundang berbagai respons, ada yang merespon dengan negatif, dan ada juga yang merespons video tersebut dengan positif.
"Terlihat sombong" ketik akun @Z.
"Mungkin sepele buat yang lain tapi buat yang namanya tercantum di PDDIKTI itu sebuah kebanggaan untuk diri sendiri dan keluarga bahwa orang tua berhasil menyekolahkan anaknya setinggi mungkin apalagi sarjana di keluarga besarnya," ketik akun @Cherrybarry di kolom komentar tersebut.
Adapun respons dari tren ini dibalas dengan video lainnya, di mana dalam video yang diunggah oleh akun @vtt3mprzzz membandingkannya dengan hal lain. Dalam video tersebut diperlihatkan seorang laki-laki dengan suara musik pengiring disertai tulisan "tren PDDIKTI gitu buat apa sih? Sorry questioning aja, lebih special kalau misalnya ada di linkedin, masuk big 4, intern sana sini, ikut lomba, even beasiswa, hati-hati data pribadi soalnya NIMnya diinput, make even more special dengan namamu itu," disertai dengan stiker angka 100 dan bara api.
"Orang-orang butuh vaidasi memang hahaha" balas @varendra dalam kolom komentar video tersebut.
"Iya an*ir gue juga heran, selagi kuliah resmi nama lu ada disitu apa spesialnya? Bantu jawab tolong," ketik @wulan disertai stiker menangis.
Bagaimana pendapat anda mengenai tren tersebut?, tuliskan pendapat anda di kolom komentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H