Lihat ke Halaman Asli

Jibran Hilmy

Mahasiswa

Memahami Retorika Dakwah dan Dakwah Retorika

Diperbarui: 3 Juli 2024   00:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Syamsul Yakin dan Jibran Hilmyansyah (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Retorika dakwah bertujuan agar pesan dakwah yang disampaikan menjadi atraktif, menarik, dan estetik. Dakwah membutuhkan retorika sebagai seni berkomunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal. Tanpa retorika, dakwah terasa hambar, seperti sayur tanpa garam.

Retorika dakwah juga diperlukan agar isi ceramah menjadi lebih berbobot. Dalam retorika, disyaratkan bahwa pesan yang disampaikan harus menggunakan bahasa baku, berbasis data, dan riset. Ceramah yang berbobot sejalan dengan audiens yang semakin rasional dan kritis.

Selain itu, retorika dakwah menjadikan pesan dakwah lebih informatif, persuasif, dan rekreatif. Ketiga aspek ini adalah tujuan retorika. Dengan demikian, pesan-pesan dakwah seperti akidah, syariah, dan akhlak akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh audiens, karena mereka merasa disajikan dengan menu yang lengkap.

Penting juga untuk diperhatikan bahwa retorika dakwah digunakan agar dai menerapkan pathos, logos, dan ethos dalam berdakwah. Ketiga jenis retorika ini diperkenalkan oleh Aristoteles dan dapat memperbaiki performa dai serta memberikan efek positif pada respons audiens. Metode dakwah apapun yang digunakan harus mencakup pathos, logos, dan ethos.

Retorika dakwah juga penting karena memperhatikan perkembangan audiens menjadi mad'u online. Untuk menjangkaunya, retorika memperkenalkan komunikasi nonverbal, yaitu berdakwah melalui perangkat digital. Dalam komunikasi nonverbal, dai dapat berdakwah dengan menggunakan gerakan tubuh dan bahasa tubuh, baik secara langsung maupun virtual.

Terakhir, retorika dakwah dipandang penting karena mempertimbangkan tahapan dalam berdakwah. Dalam retorika, dikenal lima tahapan pidato yang dapat digunakan dalam berdakwah: penemuan (inventio), penyusunan (dispositio), gaya (elocutio), memori (memoria), dan penyampaian (pronuntiatio). Dalam ilmu dakwah, lima tahapan ini dikenal sebagai teknik dakwah.

Sebaliknya, dakwah retorika adalah dakwah yang isinya hanya retorika semata. Dakwah ini biasanya didedikasikan untuk tujuan tertentu, seperti prestasi politik, pencapaian ekonomi, dan gengsi sosial. Dakwah retorika lebih merupakan alat yang dieksploitasi di tengah gaya bicara yang memukau.

Oleh karena itu, dakwah retorika harus ditinggalkan dengan beberapa pertimbangan. Pertama, dakwah adalah amanah dari langit. Banyak ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi yang dapat dirujuk untuk menjelaskan hal ini. Menjadikan dakwah sebagai retorika semata menjadikan dakwah kehilangan ruhnya.

Kedua, dakwah adalah ibadah ghair mahdhah yang memberikan efek positif bagi manusia di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, siapapun yang berdakwah harus memiliki niat yang benar. Dakwah adalah tujuan antara, sedangkan tujuan utamanya adalah meraih ridha Allah yang dapat mengundang rahmat-Nya.

Jadi, retorika dakwah berbeda dengan dakwah retorika.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline