"Kapan yaa, kita bisa main futsal lagi di lapangan sekolah? Rindu sekolah!!! Aku rindu kalian guys!"
Beberapa postingan siswa di akun media sosialnya disertai foto yang berhubungan dengan status yang mereka tulis. Senang rasanya sebagai seorang pendidik, membaca update status yang ditulis oleh para siswa sebagai ungkapan rasa rindu mereka dengan sekolah mengingat masih dalam suasana pandemi sehingga sampai sekarang harus belajar dari rumah (BDR).
Ungkapan rindu memang berbeda-beda, ada yang menuliskannya melalui media sosial, adapula yang menulisnya kedalam buku diary. Namun, ungkapan rindu terbaik ialah dengan pembuktian.
Conto, seorang anak yang rindu dengan orangtua, tentu rindunya dibuktikan dengan menemui, menghubungi atau bahkan bisa juga dengan melakukan hal yang disenangi oleh orangtua. Karena baginya saat dia melakukan hal yg disenangi orang tuanya dia serasa dekat dengan mereka.
Sebaliknya saat kamu melakukan hal yang tak disenangi oleh orangtua, kamu merasa jauh dari mereka. Lalu, bagaimana membuktikan rindu dengan sekolah dimasa pandemi seperti sekarang?
Adanya pandemi mengakibatkan kegiatan tatap muka di sekolah ditiadakan sehingga untuk bertemu dengan guru, teman, dan warga sekolah rasanya sulit. Namun pembelajaran tetap berjalan melalui daring maupun luring.
Rindu? Jelas, tetapi rindu tak hanya disimpan harus dibuktikan.
Cara membuktikan rasa rindu terhadap sekolah ialah dengan terus berdoa agar pandemi ini segera berakhir, belajar dengan giat dan sungguh-sungguh, berperilaku sopan dan santun terhadap orang sekitar dan hal positif lainnya. Karena hal-hal tersebut kamu peroleh saat berada disekolah.
Saat kamu melakukan hal positif yang diperoleh di sekolah, maka kamu serasa dekat dengan sekolah karena nilai-nilai tersebut kamu peroleh ketika di sekolah.
Tetapi sebaliknya, saat belajar dari rumah nilai-nilai yang kamu peroleh disekolah seperti berdoa, belajar dengan giat dan sungguh-sungguh, berperilaku sopan dan santun serta hal positif lainnya kamu abaikan, maka ungkapan rindumu itu hanya bualan belaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H