Lihat ke Halaman Asli

SIRAJUL MUNIR

Laki-laki Biasa

Mahasiswa PKN Al-Khairat Hadirkan Program ASBEKA Gratis untuk Siswa selama Pandemi

Diperbarui: 24 Agustus 2020   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pribadi

Seiring berjalannya tahun ajaran baru pada tanggal 13 juli kemarin, sejumlah guru dan orang tua banyak mengeluhkan terkait perkembangan akademik para siswa setelah diterapkannya pendidikan jarak jauh (PJJ). Mereka mengatakan, keterbatasan fasilitas pendukung hingga ketidaksiapan siswa belajar di rumah, membuat sistem itu "belum efektif"- keadaan yang mengakibatkan capaian akademik siswa "tertinggal", menurut seorang pengamat pendidikan.

Sistem pembelajaran jarak jauh yang diterapkan sekolah selama pandemi corona memiliki sejumlah tantangan, baik bagi orangtua, dan siswa. Kebutuhan kuota internet tentunya menjadi tambahan biaya yang mesti dikeluarkan orangtua untuk belajar anaknya. Kendala lain diungkapkan siswa yang mengikuti pembelajaran jarak jauh. Menurut siswa, komunikasi jarak jauh tidak optimal dibanding dilakukan secara langsung.

Problematika serupa juga ditemukan di beberapa Lembaga Pendidikan Desa Bulay oleh mahasiswa PKN (Perkuliahan Kerja Nyata) IAI Al-Khairat Pamekasan, yang sudah sejak tanggal 4 Agustus 2020 berada disana. Serangkain observasi yang dilakukan secara intens baik kepada lingkungan sekolah maupun masyarakat secara umum menghasilkan beberapa temuan masalah.

Ubaidillah selaku Kordinator Desa (Kordes) PKN IAI Al-Khairat Pamekasan Posko 5 di Desa Bulay mengungkapkan bahwa pendidikan termasuk objek penting yang harus diteliti dan mengupayakan solusi untuk permasalahan yang ada . "Ada banyak aspek yang menjadi target PKN Posko 5 ini, diantaranya adalah pendidikan dan ekonomi yang selama pandemi ini sangat terasa imbasnya" tuturnya.

Kajian dari hasil observasi yang dilakukan selama seminggu lebih menghasilkan sebuah Program yang diberi nama Akhlak Siswa Bulay Merdeka (ASBEKA). Program tersebut menyajikan beberapa layanan yang bersifat online dan offline, layanan tersebut berupa Layanan Bimbingan Konseling dan Bimbingan Belajar untuk siswa semua jenjang di Desa Bulay.

Program ASBEKA bisa dilakukan secara online via Whatsapp dan untuk layanan offline dilakukan secara tatap muka di Balay Desa Bulay atau berkunjung kerumah siswa langsung dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Dengan demikian, keterbatasan fasilitas yang berupa smartphone dan kuota internet mulai bisa teratasi.

"Saya berharap program ASBEKA ini bisa berjalan dengan maksimal dan menjadi salah satu solusi terkait problematika yang terjadi selama pendidikan jarak jauh. Jika sesuai harapan, program ini tetap akan dilanjutkan meski PKN telah selesai dan bisa saja Desa Bulay menjadi Desa binaan kami." Tutur Sirajul Munir mahasiswa Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam (BKPI) selaku Kordinator Program ASBEKA.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline