Lihat ke Halaman Asli

hasran wirayudha

welcome to my imagination

Jangan Sepelekan Kabut Asap, Ini Kandungan di Dalamnya

Diperbarui: 18 September 2019   16:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: kalteng.antaranews.com

Hampir setiap tahun Indonesia selalu saja darurat asap dari hasil pembakaran lahan-lahan khususnya daerah kalimantan dan sumatra yang memiliki lahan gambut luas sehingga saat terjadi kebakaran lahan bisa menimbulkan kabut yang sangat menganggu bahkan sampai ke negri tetangga yaitu Malaysia dan brunei. 

Tahun 2019 ini kabut asap kembali terjadi dan cendrung lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya dengan sangat banyaknya titik api yang terdeteksi dari kebakaran lahan.

Kebakaran lahan ini sebagian besar dilakukan dengan sengaja oleh oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan pembukaan lahan baik untuk pertanian, perkebunan, dan perumahan. 

Akan tetapi pembakaran yang dilakukan masyarakat untuk pembukaan lahan pertanian cendrung tidak terlalu luas, sebaliknya pembukaan lahan yang bertujuan untuk perumahan dan perkebunan khususnya sawit memiliki jumlah luas wilayah yang sangat besar dan inilah penyebab utama kabut asap yang muncul saat ini.

Kurangnya informasi dan pengetahuan tentang bahaya kabut asap ini membuat masyarakat tidak menggubris dan seakan acuh akan larangan-larangan yang telah disampaikan oleh banyak pihak baik kepolisian, kementrian kesehatan, hingga aktivis lingkungan. 

Ini sangat memprihatinkan jika hal yang sangat berbahaya seperti kabut asap ini dianggap sepele dan biasa oleh masyarakat sehingga mereka tidak merasa terganggu jika ada kerabat atau tetangga yang melakukan pembakaran lahan.

Kabut asap sendiri merupakan hasil sampingan dari pembakaran yang tidak sempurna dari proses pembakaran lahan yang memiliki komposisi kimia berbahaya seperti karbon dioksida ( CO2), karbon monoksida ( CO ), Nitrous oksida ( N2O ), Nitrogen dioksida (NOx), dan beberapa partikel logam berat seperti Krom (Cr), kadmium ( Cd), dan Nikel (Ni).

Dengan begitu banyaknya kandungan zat beracun dalam kabut asap ini bisa menimbulkan beberapa gangguan kesehatan seperti sesak napas, ISPA, dan bagi bayi atau anak-anak bisa menimbulkan kematian, sebab bayi tidak memiliki kekebalan yang mumpuni untuk mengatasi udara beracun itu.

Banyak pihak mengira kalau menggunakan masker akan melindungi mereka dari zat beracun yang terkandung dalam kabut asap sehingga mereka menganggap hal sepele. 

Permasalahan ini padahal masker hanya bisa mengurangi dan menyaring zat beracun yang berasal dari senyawa gas seperti karbon dioksida, karbon monoksida, dan nitrogen dioksida. mereka tidak mengetahui bahwa ada partikel lain yang sangat berbaya yang bisa menembus masker yaitu partikel logam berat seperti krom, kadmium, dan nikel.

Partikel logam berat memiliki ukuran yang sangat kecil mulai dari 2,5 hingga 0,1 mikron yang bisa menembus celah-celah masker dan masuk kedalam tubuh melalui sistem pernapasan yang kemudian akan mengendap di paru-paru. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline