bagi kalian yang selalu update berita tentu mengetahui kan berita tentang dwi hartanto yang sangat mengejutkan sekaligus membanggakan, betapa tidak, seorang mahasiswa indonesia yang kuliah di belanda dengan segudang prestasi mentereng, bahkan banyak media menyebutnya the next habibi, alasannya karena berhubungan erat kedirgantaraan, berikut ini adalah prestasinya:
1. ikut merancang jet tempur generasi 6
2. lomba riset antar badan antariksa
3. melakukan penelitian di bidang roket dan satelit
4. merancang peluncur satelit
5. kandidat doktor di space technology and rocket development
6. kuliah karena beasiswa dari pemerintah belanda
dengan prestasinya itu dia diberikan penghargaan oleh kedutaan besar indonesia, saya sebagai warga negara indonesia tentu ikut bangga dengan pencapaian dan prestasi yang di raihnya yang saya tidak bisa. namun kenyataan pahit tiba-tiba menghampiri setelah dilakukan peneitian lebih lanjut ternyata oh ternyata prestasi yang saya sebutkan di atas adalah kebohongan, dan pihak KBRI pun menarik kembali penghargaannya.
kebohongan ini tentu saja sangat mengecewakan rakyat indonesia yang sudah terlanjur percaya dan bangga, apalagi ada salah satu kebohongannya menyangkut negara masa kuliah dari beasiswa kominfo dibilang dari pemerintah belanda, ini sama saja tidak mengakui dukungan pemerintah melalui beasiswa kominfo. saya belum tahu sampai sekarang motif sebenarnya dia berbohong untuk apa, apakah hanya ingin membuat bangga indonesia karena memang warga indonesia mudah bangga, atau ingin mengambil keuntungan dengan berbohong, hanya tuhan yang tahu.
ini pelajaran bagi kita semua, memang indonesia akan sangat bangga kalau ada warga nya yang berprestasi dan di akui dunia, tetapi kalau prestasinya bohong bukan bangga yang di dapat tetapi hinaan, kasian ilmuan indonesia yang betul-betul kerja keras dan menghasilkan sesuatu yang bagus tetapi ikut-ikutan diragukan hanya karena dwi hartanto sang ilmuan pembohong.
dan yang terpenting lagi pemerintah indonesia dalam hal ini KBRI kok gak melakukan penelitian dulu, atau penelusuran dulu untuk mencek benar atau tidaknya prestasi itu, masa cuman mendengar langsug percaya begitu saja, bukan KBRI aja sih di dalam negri aja masih seperti itu, memberikan sebuah penghargaan hanya berdasarkan perasaan, seperti saskia gotik yang semula menghina pancasila dijadikan duta pancasila,trus anak dari jendral yang melanggar lalin dijadikan duta narkoba, ini kan sungguh tidak relevan kalau pemerintah mengumbar penghargaan hanya karena berita itu booming, akhirnya orang akan menganggap penghargaan itu tidak lagi berharga hanya numpang tenar dibalik peristiwa.