Lihat ke Halaman Asli

Jhon Torr Lambene

Sepi bukanlah soal kesendirian tetapi tentang merasa sendiri..

Sisi Asyik Final Sepakbola SEA Games 2023

Diperbarui: 17 Mei 2023   13:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Meraih medali emas kembali setelah 32 tahun pasti sangat berarti, baik untuk alasan emosional atau pun motivasi langkah maju ke depan. Semakin membanggakan karena lawan yg dihadapi adalah lawan tangguh yg kerap kali membuat kecewa publik sepakbola nasional.

Skor akhir 5-2 sepintas terlihat sangat meyakinkan. Tapi tidak begitu kalau kita melihat jalannya pertandingan. Permainan Tim Garuda memang cukup baik meskipun menurut saya bukan permainan terbaik yg pernah saya saksikan dibandingkan dengan permainan terbaik yg pernah disajikan oleh tim-tim nasional sebelumnya. Disamping itu Tim Thailand yang menjadi lawan saya lihat juga tidak seperti Tim Thailand yg selalu sangat menyulitkan. Tapi apa pun itu, ini hasil yg patut disyukuri karena selain memberikan kegembiraan juga setidaknya bisa menjadi suntikan kepercayaan diri bagi timnas untuk meraih prestasi selanjutnya.

Kemenangan timnas sendiri diperoleh dengan cukup dramatis. Unggul 2 gol lebih dahulu namun kemudian bisa disamakan menjadi 2 sama di menit akhir pertandingan. Drama 'Prank' peluit akhir dari wasit yang memicu kelengahan timnas sampai akhirnya kebobolan di menit akhir injury time menjadi momen yg mengaduk-aduk emosi para pemain dan penonton.

Gol yg dirayakan oleh Tim Thailand dengan begitu suka cita dan penuh huru-hara seolah meluapkan semua resah karena kerap tertekan sepanjang pertandingan. Semangat mereka begitu meluap menyambut babak tambahan di satu sisi, sedangkan di sisi lain pendukung Tim Garuda yang gantian cemas dengan perubahan momentum itu.

Untunglah Dewi Fortuna memang sedang berpihak kepada Tim Garuda, berawal dari kesalahan kontrol bola pemain belakang Thailand di awal babak tambahan, Irfan Jauhari mampu memaksimalkannya dengan gol chip cantiknya. Gol yg langsung mengubah arah angin pertandingan. Apalagi setelah gol itu para pemain Thailand jadi kurang kontrol dan akhirnya ada yg mendapat kartu merah karena melakukan pelanggaran. Sempurnalah kegalauan Tim Thailand, tertinggal satu gol dan kehilangan satu pemain.

Asa meraih medali emas Timnas kembali membara. Thailand semakin tertekan. Dan benar saja cerita selanjutnya adalah tentang sorakan dan kegembiraan, Timnas menambah dua gol lagi sementara Thailand kehilangan pemain lagi. Untunglah peluit akhir segera dibunyikan, jika tidak Tim Gajah Putih akan pulang jadi Gajah belang karena gol-gol tambahan berikutnya.

Paska pertandingan saya membayangkan, mungkin Yutsakon, pencetak gol kedua Thailand dan seluruh tim dan rakyat Thailand pada akhirnya menyesali gol kedua yg memperpanjang nafas pertandingan itu. Andai tahu dari awal atau peristiwa boleh diulang, saya rasa mereka akan memilih gol kedua tidak terjadi. Bagi Thailand tentu lebih baik kalah diwaktu normal dengan skor 1-2 daripada kalah di babak tambahan 2-5 dengan fisik loyo dan tim compang-camping karena jumlah pemain banyak berkurang.

Tapi itulah yg harus terjadi. Tumbuh hilang harapan, naik turun emosi, cinta dan benci adalah bumbu-bumbu sepakbola yg membuat kita penasaran dan selalu ingin lagi dan lagi. Hari ini giliran kita tertawa, mungkin esok kita yang kecewa. Yang terpenting adalah, apa pun yg terjadi kemarin dan hari ini jangan pernah kehilangan harapan. Karena hidup itu ke depan, bukan ke belakang.

J0523

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline