Lihat ke Halaman Asli

Jhon Rivel Purba

Peneliti BRIN

Kucing itu Menyelamatkanku

Diperbarui: 24 Juli 2023   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kucing berkelahi dengan ular berbisa (sumber: idntimes.com)

Sejak kecil saya sudah suka dengan hewan peliharaan. Salah satu hewan peliharaan yang saya senangi adalah kucing. Ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP), saya sering memangku kucing sewaktu belajar. Kurang lebih satu jam, kucing tersebut tertidur di pangkuan saya dengan suaranya yang khas. Saya juga sering memangku kucing ketika menonton televisi. Bahkan, saya kadang tidur bersama dengan kucing kesayangan saya. Suasana malam yang dingin di kampung halaman menjadi terasa hangat dengan kehadiran kucing.

Saya senang memelihara dan bersahabat dengan kucing karena beberapa hal. Pertama, kucing itu hewan pembersih dan tidak berbau. Kucing-kucing yang pernah saya pelihara sejak saya duduk di bangku SD hingga sekarang tidak pernah membuang kotorannya di rumah. Paling mereka membuang kotoran di halaman. Tetapi saya punya cara agar kucing tersebut tidak membuang kotoran di halaman. Saya mengisi botol dengan air, kemudian saya meletakkan botol tersebut di sekitar tempat kucing membuang kotoran sebelumnya. 

Biasanya, setelah itu, kucing-kucing tersebut tidak membuang kotorannya lagi di halaman. Kucing termasuk hewan yang takut pada air. Meskipun kucing jarang dimandikan, tetapi tubuhnya tidak berbau. Saya juga belum pernah menemukan kutu di tubuh kucing. Sepertinya kucing memiliki cara tersendiri membersihkan dirinya. Hal ini berbeda dengan hewan peliharaan yang lain, seperti anjing.

Kedua, kucing menjaga rumah dari binatang berbahaya dan binatang lainnya yang mengganggu di rumah. Saya dan keluarga saya termasuk orang yang merasa berhutang pada kucing. Sewaktu saya kecil hingga remaja, kucing pernah menyelamatkan kami dari ular berbisa. Beberapa kali ular masuk ke rumah, bahkan ke tempat tidur, tanpa kami ketahui sebelumnya. Kami tahu setelah kucing peliharaan kami berkelahi dengan ular di dalam kamar. Kami pun turut membantu kucing tersebut mengusir ular dari kamar.

Seandainya kucing itu tidak ada, mungkin salah satu dari kami sudah dipatuk ular. Masalahnya kejadian tersebut bukan hanya satu atau dua kali. Kalau tidak salah pernah empat kali. Pengalaman tersebut membuat saya merasa berhutang pada kucing. 

Makanya, jika ada kucing di tempat-tempat umum seperti di stasiun, terminal, dan lapangan, saya berusaha memberinya makanan atau minimal menyapanya. Bahkan kadang saya sengaja membawa makanan kucing jika saya ke stasiun. Selain mengusir ular, kucing peliharaan saya juga sering menangkap tikus dari rumah. Dalam satu minggu ini saja kucing telah berhasil menangkap dua ekor tikus. Tidak hanya menangkap tikus, keberadaan kucing juga membuat tikus tidak leluasa masuk ke rumah.

Ketiga, biaya pemeliharaan kucing yang terjangkau. Bisa dikatakan, biaya pemeliharaan kucing tidak besar. Kucing yang saya pelihara cuma makan dari sisa makanan kami. Kadang memang saya sengaja menyisihkan makanan untuk kucing. Makanan yang saya berikan kepada kucing biasanya adalah nasi yang dicampur dengan daging dan ikan. Dulu sewaktu kuliah di Yogyakarta, saya memelihara kucing. Awalnya seekor kucing liar datang menyapaku di depan pintu kos. Kemudian saya memberinya makan. Lama-kelamaan kucing tersebut menjadi jinak. 

Saya pun berusaha memberinya makanan yang saya beli dari sebuah toko. Ternyata keesokan harinya, kucing tersebut mengajak temannya satu per satu datang ke tempat kos saya. Saya masih sanggup memberi makan dua ekor kucing, tetapi hari berikutnya jumlah kucing yang datang menjadi lima ekor. Saya tidak sanggup lagi jika harus membeli makanan khusus buat kucing, yang harganya sebanding dengan harga makanan saya. Akhirnya saya mengajak teman-teman bergotong-royong memberi makan kucing tersebut.  

Keempat, memelihara kucing dapat mengurangi stress. Saya merasa bahagia bisa bermain dengan kucing dan memberikan makanan buat mereka. Ada kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan materi. Persoalan dan beban pikiran terasa berkurang ketika bertemu dengan kucing. Kadang saya berbicara dengan kucing meskipun saya tahu kucing tersebut tidak bisa diajak berbicara. Mereka hanya bisa mengatakan "meong" sambil mencium kaki atau tangan saya. Tapi itu membuat saya senang. Tidak perlu jauh-jauh liburan untuk menghilangkan stress, ternyata cukup di rumah bermain dengan kucing.

Sekarang, saya masih memelihara empat ekor kucing. Kucing tersebut tidak tinggal di rumah, tetapi di halaman rumah. Ketika bangun pagi, saya membuka pintu rumah, kucing-kucing tersebut sudah berbaris di depan pintu. Dengan senyum, saya biasanya mengambil makanan untuk kucing-kucing tersebut. Ketika kucing-kucing itu makan, saya pun merasa bahagia. Ternyata bahagia itu sederhana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline