Ada beberapa nama orang Indonesia yang diabadikan sebagai nama jalan di luar negeri. Jalan Soekarno di Rabat, Maroko diambil dari nama Presiden RI pertama. Jalan Mohammad Hatta di Harleem, Belanda diambil dari nama wakil presiden RI pertama.
Juga ada nama Raden Ajeng Kartini di Amsterdam, Belanda. Nama besar dari Padang Panjang, Sutan Sjahrir juga mejeng namanya di negeri Belanda, berikut dengan jalan Irawan Soedjono dan nama aktivis HAM, Munir di Deen Haag.
Kini ada satu nama lagi yang diabadikan di luar negeri. Bukan di Eropa tentunya tetapi di Timur Tengah, tepatnya di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Ya, nama Presiden RI ke-7, kini namanya diabadikan di salah satu jalan di Abu Dhabi tepat pada 19 Oktober 2020 waktu setempat.
Upacara peresmian nama jalan tersebut bahkan dipimpin langsung oleh putera mahkota UEA sekaligus ketua Majelis Eksekutif Abu Dhabi, Sheikh Khalid bin Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
Duta Besar RI untuk UEA juga turut hadir dalam acara tersebut serta beberapa pejabat negara dan kerajaan. Pemberian nama tersebut merupakan bentuk penghormatan pemerintah UEA kepada Jokowi dalam upayanya memajukan hubungan bilateral RI dengan UEA yang sudah terjalin dengan sangat baik selama ini.
Jalan tersebut terletak disalah satu ruas jalan utama yang membelah ADNEC (Pusat Pameran Nasional Abu Dhabi) dengan area kedutaan, kawasan yang ditempati sejumlah kantor perwakilan Diplomatik dari berbagai negara.
Presiden Jokowi pun menyampaikan rasa terimakasihnya atas apresiasi yang tak ternilai tersebut. Pemberian jalan "Presiden Joko Widodo" merupakan sebuah legacy yang tak sembarang diberikan dan tentu ini sekaligus kebanggan kepada rakyat Indonesia.
Hal ini sekaligus semakin meyakinkan jika nama Jokowi semakin pupuler di mata dunia. Selain karena sifatnya yang low profile, walau tak terlihat berperan sangat aktif di kancah internasional, tetapi banyak kebijakannya yang sangat berperan terhadap perekonomian berbagai negara.
Salah satunya adalah usaha dalam bidang hubungan diplomatik dimana Jokowi seperti memiliki gaya khas sendiri saat bertemu dengan setiap kepala negara baik di Indonesia maupun diluar negeri serta pertemuan di berbagai forum internasional.
Tak segan-segan juga pangeran Abu Dhabi memberikan hadiah Masjid di Solo, Jawa Tengah sebagai bentuk keakraban dengan Jokowi pada tahun lalu setelah meneken kesepakatan nilai investasi sebesar 9,7 Miliar Dollar AS. Perjanjian bisnis yang menguntungkan bagi kedua pihak patut diapresiasi mengingat UEA adalah salah satu negara yang sangat membutuhkan berbagai hasil bumi, SDM serta investasi diberbagai sektor di Indonesia.
Mau dipandang dengan cara apapun, penyematan nama Presiden Jokowi adalah sebuah apresiasi yang membanggakan dan positif bagi nama Indonesia itu sendiri. Ini sekaligus meyakinkkan jika Indonesia semakin diperhitungkan oleh salah satu negara maju didunia.