Siapa sih yang tidak kenal dengan Ananda Sukarlan? Pianis dan komposer yang sangat terkenal di belantika musik nasional dan internasional ini akan menyelenggarakan konser yang berbeda dari konser musik klasik sebelumnya lho. Konsepnya sangat menarik. Rencananya, Ananda Sukarlan akan membawakan karya-karya Ismail Marzuki sebagai materi utama konsernya yang bertema "Millenial Marzukiana".
Kenapa sih harus karyanya Ismail Marzuki? Bukannya masih banyak karya lain yang lebih menarik dan banyak untuk dikreasikan? " salah satu cita-cita saya adalah memperkenalkan karya Ismail Marzuki ke ranah musik klasik internasional dengan cara membuat komposisi untuk orkes dan solois dari semua instrument.
Saat ini sudah tercipta Piano Concerto, Violin Concerto, dan bagian pertama dari Harp Concerto," kata sang maestro, Ananda Sukarlan. Jadi, ini merupakan salah satu mimpi lama Ananda Sukarlan, dia ingin melambungkan nama dan karya Ismail Marzuki ke dunia Internasional tentunya dengan kreativitasnya sendiri.
Banyak lagu-lagu Ismail Marzuki yang menginspirasi Ananda Sukarlan. Misalnya lagu "Halo-halo Bandung", " Indonesia Pusaka", "Gugur Bunga" dll merupakan karya-karya yang sangat menggugah hati, pikiran dan semangat dalam berkarya dan berinspirasi. Karya tersebut ditulis dengan berbagai proses yang panjang, penuh dengan hati dan perjuangan.
Ada kalanya Ismail Marzuki harus menulis lagu perjuangan untuk bangsa Indonesia, ada kalanya menciptakan lagu perpisahan, kisah asmara, persatuan, dan kesetiaan akan bumi pertiwi. Semuanya berdasarkan pengalaman dan kenyataan yang berada dilingkungan sekitar Ismail Marzuki.
Rahmi Aziah, putri Ismail Marzuki sendiri sangat berterimakasih kepada Ananda Sukarlan saat gelar konferensi pers pada Selasa, 18 Desember 2018 di Ciputra Artpreneur karena masih ada tokoh yang mau memperhatikan karya-karya Ismail Marzuki dengan serius apalagi memperkenalkannya kepada anak muda.
Salah satu karya yang paling berpesan menurut beliau adalah "Sampul Surat". "Pada saat itu, bapak Ismail Marzuki masih pacaran bersama ibu. Menurut ibu, pak Ismail pernah membuat surat yang dialamatkan ke rumah ibu, tetapi yang terkirim dirumah hanya sampulnya saja, suratnya tidak ada, " cerita Rahmi Aziah. Saat sudah menikah, The "Bing Crosby dari Kwitang" ini biasaya menciptakan lagu setiap malam, berdua bersama dengan isterinya, Eulis Zuraidah. Setelah lagu selesai diciptakan oleh Ismail Marzuki, sang isterilah yang menyanyikan pertama, kalau ada yang salah kemudian dikoreksi lagi oleh Ismail Marzuki.
Rahmi juga berharap agar generasi muda bisa meneruskan karya Ismail Marzuki serta melahirkan Ismail-Ismail yang baru untuk mengangkat Indonesia yang sejahtera dan damai. Rahmi dengan iklas memperbolehkan karya Ismail marzuki agar dipentaskan hingga keluar negeri demi kebaikan. Tak lupa juga puteri sang pencipta lagu "Gugur Bunga" ini menyarankan kepada semua orang (yang memakai karya orang lain) agar menghargai karya orang lain karena tidak mudah menciptakan lagu.
Kenapa Harus Millenial?
Ananda Sukarlan sebenarnya bukan kaum Millenial lagi, tetapi kenapa konsepnya harus Millenial sih? Jadi gini, Ananda Sukarlan ingin mem "booming" kan kembali karya Ismail Marzuki kepada anak-anak Millenial dengan gaya orkes dan melodi. Orkes ini juga sekalian usaha untuk memperkenalkan para Millenial kembali ke budaya luhur Indonesia apalagi era "zaman now" ini kalangan Millenial mayoritas lebih tertarik kepada musik yang sedang nge trend seperti music Pop dari luar negeri macam Ed Sheran, Anna Marie, Coldplay, Calum Scoot, dll sehingga apresiasi terhadap karya musik klasik dari kalangan millenial semakin menipis.
Yang bikin makin bernuansa millenial lagi, Ananda Sukarlan akan berkolaborasi bersama 5 pemusik Indonesia yang merupakan generasi Millenial. Ada Jessica Sudarta (Harpist) yang baru berusia 20 tahun. Jessica pernah sudah pernah lho tampil di "13t World Harp Congress 2017" Hongkong. Finna Kurniawati (Violist) yang merupakan lulusan pertama dari Konservatory Nasional Beijing.