Lihat ke Halaman Asli

Mirip Perang

Diperbarui: 8 Desember 2016   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernahkah kalian mendengarkan kata polemik? Mungkin, kita sebagai orang awam belum terlalu paham akan hal ini. Polemik berasal dari bahasa Yunani, yaitu polemikos yang memiliki arti “mirip perang”. Berdasarkan sumber media elektronik Wikipedia bahwa polemik adalah sejenis diskusi atau perdebatan sengit yang diadakan di tempat umum atau media massa berbentuk tulisan. Polemik juga biasa digunakan untuk menyangkal atau mendukung suatu pandangan agama atau politik. Jadi dapat kita pahami, yaitu ketika terdapat konflik yang terjadi pada beberapa orang atau golongan dengan paham yang berbeda-mereka menggunakan media tulisan untuk menyatakan ketidaksependapatan atau aspirasi mereka.

Di era seperti sekarang ini, sering kita temui perdebatan-perdebatan atau aspirasi  melalui media sosial seperti aplikasi social media,media berita elektronik tulisan, dan surat kabar. Hal tersebut menunjukan bahwa saat ini suatu permasalahan dapat dipertontonkan pada semua orang sekalipun itu tidak ada urusannya dengan kita. Sehingga kita sering terganggu oleh hal tersebut. Contohnya adalah polemik negara saat ini di bidang pendidikan. Pernahkah anda mendengar kasus ujian nasional yang dihapuskan oleh kepemerintahannya presiden kita Jokowi. Menurut suatu sumber, dikatakan bahwa penghapusan program Ujian Nasional akan segera terjadi juga. Ujian yang selama ini diberlakukan penuh dengan polemik dan aksi-aksi curang memang seharusnya sudah lama dihapuskan.

Penyebabnya adalah setelah ditinjau ulang, Ujian Nasional tidak diadakan dengan merata. Beberapa judul tulisan yang mengkritis Ujian Nasional pun sudah beredar di  media berita elektronik seperti: Ujian Nasional yang Tidak Rasional, Menghadapi UN, Siswa (Tidak) Perlu Belajar, Mendiknas (kurang) Waras, Pendidikan (kurang) Waras, dan lain-lain. Semua ini disebabkan oleh kondisi pendidikan dengan sarana dan prasaranan, kualitas dan jumlah guru, serta ketersediaan akses pendidikan yang masih minim di berbagai daerah. Pemerataan tersebut seharusnya tidak dilakukan dengan penekanan ujiannya, melainkan kualitas pendidikannya. Ini adalah salah satu dari beberapa contoh polemik yang ada di Indonesia.

Lalu apa yang akan terjadi jika suatu polemik dalam masyarakat dibiarkan terus-menerus? Bisa saja timbul rasa benci antara individu. Lalu apa yang sebaiknya kita perbuat? Kalau saya lebih baik janganlah kita atau suatu kelompok tambah ikut campur dan memanas-manaskan suatu masalah. Ibaratnya, ada minyak goreng yang panas lalu kamu coba-coba mencipratkan air kedalam minyak tersebut. Lalu yang akan terjadi pasti minyak tersebut malah jadi tak karuan. Padahal kamu tahu kalau minyak ketemu air mereka tidak dapat bersama/bercampur. Demikian juga suatu masalah yang ada. Jika kamu sembarangan meluapkan keinginan anda tanpa menganalisa masalah itu dengan baik, masalah itu bisa tambah menjadi-jadi dan tambah sulit untuk diselesaikan. Sebaiknya biarkanlah orang-orang yang memang bersangkutan menyelesaikan masalah mereka dengan dibantu oleh orang yang lebih bijaksana.

Mungkin itu saja yang dapat saya sharing-kan saat ini mengenai polemik Indonesia saat ini dengan contoh kabar Ujian Nasional. Saya minta maaf jika ada salah kata atau tidak berkenan bagi pembaca. Semoga dapat membantu. Sekian dari saya dan terima kasih sudah membaca.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline