Lihat ke Halaman Asli

jhonie wong

seorang Blogger pemula yang baru belajar menulis

Rasa Cemas di Zona Hijau

Diperbarui: 30 April 2020   05:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semenjak wabah covid 19 merebak keseluruh wilayah indonesia..terlebih di jakarta,seluruh lini masyarakat bahu membahu melakukan pencegahan dan penanggulangan wabah Covid 19.

Di desa desa yang jauh dari zona merah pun dibentuk gugus tugas covid 19 yang didanai dari dana desa yang berkisar antara 30% dari total dana desa yang ada.jika suatu desa mendapat kucuran dana dari negara sebesar 800 juta maka untuk penangan covid ini dianggarkan 30% dari dana tersebut.untuk apa saja dana tersebut dialokasikan?secara umum dana tersebut dialokasikan untuk penanganan dan pencegahan wabah covid 19.mulai dari membentuk tim gugus covid, peralatan pendukung,konsumsi serta pembagian sabun untuk cuci tangan dan lain halnya kepada masyarakat.

Untuk daerah pedesaan khusus nya Desa Kota Jawa dan umum nya Kec.Punduh Pidada Kab.Pesawaran Kab Lampung yang jauh dari zona merah sebenarnya wabah covid 19 ini tidak terlalu berdampak selain dampak ekonomi yang memang terasa sejak awal. namun karena sekarang ini adalah Bulan Ramadhan dan selalu ada tradisi mudik ataupun pulang kampung masyarakat pedesaan saat ini mengalami kecemasan. perasaan tenang karena jauh dari zona merah perlahan hilang seiring makin banyaknya masyarakat yg datang dari perantauan.serba salah dan serba susah,walaupun sudah diperingatkan oleh sanak saudara agar tidak pulang kampung mereka tetap memaksa pulang.kondisi hidup diperantauan tanpa pekerjaan membuat mereka positif ODP (ora due penghasilan).sudah hidup pas pasan sekarang tidak punya penghasilan,menunggu bantuan tiba eh malah tidak tepat sasaran :D

Mengantisipasi membludak nya masyarakat perantauan yang pulang,di desa disiapkan rumah isolasi,dengan maksud siapa saja yang baru datang dari luar daerah bisa di isolasi dirumah singgah tersebut.tapi rumah singgah tinggal rumah singgah..sampai saat ini tidak ada satupun orang yang baru datang dari luar daerah yang menghuni rumah singgah tersebut :D

apa pasal..?

Gugus tugas Covid 19 Desa Kota Jawa Kec.Punduh Pidada Kabupaten Pesawaran beralasan bahwa mereka tidak bisa memaksa masyarakat untuk tinggal di rumah isolasi.

"yang penting kami sebagai petugas gugus covid sudah mendata,menghimbau warga melakukan isolasi mandiri,melakukan strelisasi saat mereka baru datang..tugas kami telah selesai " 

Begitu alasan yang diberikan saat dengar pendapat mengenai bantuan langsung tunai covid 19 di kantor desa beberapa hari yang lalu.

Senada dengan gugus tugas desa kota jawa tersebut,camat punduh pidada  Bpk.Darlis, S.E - yang dihubungi via ponsel-sekaligus ketua gugus tugas covid 19 wilayah punduh pidada juga mengatakan hal yang serupa,bahwa pihaknya tidak bisa melakukan penekanan kepada masyarakat yang baru datang.

jadi untuk apa diadakan rumah singgah/isolasi ?apakah hanya sekedar untuk formalitas saja?bukankah untuk pengadaan rumah singgah sudah dianggarkan,jika tidak berpungsi bukankah ini hanya akan jadi tindakan pemborosan dana desa ? bahkan  diduga mungkin saja bisa membuka pintu korupsi baru ditengah mewabahnya covid 19.

Kini,masyarakat desa sudah tak lg nyaman..serbuan masyarakat yang baru datang dan tanpa tindakan isolasi membuat perasaan khawatir semakin menjadi hari demi hari,mereka yang datang bisa bebas berkeliaran.walaupun terdengar kabar jika ada pemblokiran jalur penyeberangan merak -bakau heni untuk pemudik,nyata nya daerah pedesaan kami tetap kedatangan masyarakat yang baru datang dari luar daerah bahkan dari jawa tengah,entah bagaimana cara mereka lolos dari pemeriksaan di sepanjang jalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline