Lihat ke Halaman Asli

Black Lives Matter: Bersama Melawan Ketidakadilan

Diperbarui: 20 April 2022   10:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dilansir dari www.adc.org

Ketidakadilan yang dialami oleh orang kulit hitam di Amerika Serikat sudah menjadi rahasia umum. Cerita yang sangat panjang mengenai isu perbudakan terhadap kulit hitam di Amerika Serikat menjadi alasan yang kuat terhadap ketidakdilan yang masih mereka alami hingga sekarang. Namun disini tidak akan dijelaskan sangat dalam mengenai sejarah tersebut akan tetapi kita akan berfokus pada yang terjadi 10 tahun belakangan ini. Mari kita kilas balik ke tahun 2013 dimana terbunuhnya seorang remaja kulit hitam bernama Trayvon Martin, Ia di tembak mati lantaran George Zimmerman yang merupakan seorang relawan keamanan setempat melaporkan kepada pihak berwajib setelah beranggapan bahwa Trayvon memiliki tampang mencurigakan. Peristiwa terbunuhnya Trayvon kemudian menjadi cikal bakal terciptanya gerakan sosial bernama Black Lives Matter yang dipelopori oleh tiga orang yaitu Patrisse Khan-Cullors, Alicia Garza, and Opal Tometi. Ketiganya menyebarkan #blacklivesmatter di berbagai media sosial sebagai tanda mulainya gerakan ini. Black Lives Matter bertujuan untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi yang dialami oleh orang kulit hitam dan bahwa mereka berhak untuk mendapatkan perlakuan dan kesempatan yang sama dalam kehidupan bermasyarakat.

Beberapa tahun setelah kasus Trayvon ternyata kasus yang serupa juga masih terjadi kepada orang kulit hitam di Amerika Serikat. Kasus-kasus tersebut memiliki satu permasalahan sama yaitu melibatkan polisi dan warga sipil yang tidak bersenjata serta adanya kecurigaan. Puluhan kasus serupa tetap terjadi selama beberapa tahun belakangan namun keadilan yang diperjuangkan belum juga diraih dan hasil yang ada dinilai kurang memuaskan. Kasus yang paling menyita perhatian adalah kasus pembunuhan George Floyd. Masih teringat jelas di ingatan ketika terjadi demo besar-besaran di Amerika Serikat pada tahun 2020, kala itu pemicu dari terjadinya peristiwa tersebut adalah satu hal yaitu Ketidakadilan. Lebih tepatnya ketidakadilan yang dialami oleh orang kulit hitam di Amerika Serikat. Pada 25 Mei 2020, George Floyd sedang membeli sebungkus rokok di toko serba ada namun penjaga toko menduga George memberikan uang palsu. Lantas penjaga toko menelpon polisi untuk melaporkan hal tersebut. Polisi hadir di tempat kejadian dan langsung membekuk George tanpa meminta keterangan mengenai situasi yang sedang terjadi hingga menyebabkan George kehilangan nyawa setelah ditindih dengan lutut salah seorang petugas selama kurang lebih 9 menit. Video yang menampilkan peristiwa tersebut tersebar luas di dunia maya dan memunculkan kemarahan publik Amerika Serikat.

Kasus George Floyd seakan menjadi "the last straw" terhadap ketidakadilan yang terjadi. Dari sinilah Black Lives Matter kembali muncul ke permukaan untuk menjadi gerakan yang bersama melawan ketidakadilan. Banyaknya ketidakpuasan terhadap peradilan yang dilakukan terhadap kasus pembunuhan yang dialami oleh kulit hitam di Amerika Serikat kemudian memicu terjadinya desakan terhadap kepolisian dan pengadilan untuk melakukan beberapa pembaharuan di sistem mereka. Black Lives Matter mendesak kepolisian Amerika Serikat untuk melakukan reformasi internal. Berkaca dari banyaknya kasus yang disebabkan oleh oknum polisi melatarbelakangi hal tersebut, seorang polisi diharapkan tidak memiliki pikiran yang bias ras. Polisi yang merupakan pihak berwenang untuk melindungi masyarakat tidak seharusnya mengistimewakan suatu ras tertentu. Mereka harus memiliki pemikiran yang netral dan tidak berpihak. Akibat seruan-seruan masyarakat yang meminta polisi untuk lebih transparan maka sekarang polisi di Amerika Serikat telah dipasangi dengan kamera badan agar pergerakan mereka dapat dipantau bila mana melakukan hal-hal yang didasari oleh bias berpikir terhadap ras. Black Lives Matter juga mendesak pembuat hukum untuk mensahkan sebuah landasan hukum yang lebih melindungi warga terhadap segala bentuk diskriminasi berbasis identitas yang tentunya dengan sanksi yang dijatuhkan kepada pelanggar aturan juga menjadi lebih berat daripada sebelumnya.

Black Lives Matter di Amerika Serikat menjadi sebuah Gerakan yang mengubah sistem secara struktural. Sistem yang ada diharapkan lebih netral maka masyarakat yang tadinya masih memiliki bias rasial akan perlahan semakin menghilang hingga terciptanya pemenuhan hak-hak yang menjadi tuntutan gerakan ini. Hal tersebut merupakan sebuah proses panjang yang terus diserukan oleh masyarakat hingga sekarang.

Dengan adanya persebaran informasi yang lebih cepat, Black Lives Matter menjangkau masyarakat lain di berbagai belahan dunia yang mana mungkin mereka mengalami ketidakadilan yang sama seperti orang kulit hitam. Black Lives Matter juga menjadi pemicu lahirnya demonstrasi yang dilakukan oleh kelompok ras dan etnis lain yang termarjinalkan di berbagai belahan dunia. Mereka semua bergerak menuntut hak persamaan dan keadilan terlepas dari identitas yang mereka miliki. Masyarakat yang terinspirasi dari gerakan ini kemudian menyerukan "lives matter" sesuai versi masing-masing. Salah satu contohnya adalah #asianlivesmatter. Berangkat dari permasalahan yang sama dan merasakan ketidakadilan, kelompok Asia yang tinggal di AS menyerukan Asian Lives Matter sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan yang terjadi kepada mereka. Semua orang sadar bahwa setiap hidup itu berharga terlepas dari identitas yang dimiliki.

            Black Lives Matter bukanlah satu-satunya Gerakan Sosial yang mengangkat tema Ras dan Ketidakadilan. Namun terlepas dari bukan menjadi pelopor, dapat dilihat bahwa pengaruh yang diberikan sangat terasa untuk menaikkan kesadaran masyarakat internasional terhadap isu yang diperjuangkan. Black Lives Matter adalah salah satu dari sekian banyak bentuk perjuangan yang dilakukan untuk melawan penindasan dan ketidakadilan. Bukan yang pertama memang namun bisa saja dikatakan sebagai yang paling berdampak dan memiliki jangkauan sangat luas.  

Ketidakadilan dengan segala macam bentuknya tidak seharusnya terjadi pada siapa pun di dunia ini. HAM yang dimiliki setiap orang harus dihormati dan di penuhi, kita semua memiliki kesempatan dan hak yang sama. Tidak ada satu kelompok yang lebih istimewa dari kelompok lainnya dan begitu pula sebaliknya. Bahwa setiap manusia harus menghormati adanya perbedaan latar belakang yang terjadi di masyarakat. Dengan demikian maka dapat terciptanya keharmonisan dalam bermasyarakat yang bersatu terlepas dari berbagai macam perbedaan yang ada.  Black Lives Matter membuktikan bahwa untuk melawan ketidakadilan yang terjadi dibutuhkan kebersamaan. Ketidakadilan tidak hanya menjadi derita suatu kelompok melainkan menjadi tanggungjawab kita bersama.

Referensi:

NYtimes.com.Evan Hill, Ainara Tiefenthler, Christiaan Triebert, Drew Jordan, Haley Willis and Robin Stein.31 May 2020.How George Floyd Was Killed in Police Custody. Dilansir dari https://www.nytimes.com/2020/05/31/us/george-floyd-investigation.html pada 11 April 2022.

Britannica.com.Black Lives Matter.Dilansir dari https://www.britannica.com/topic/Black-Lives-Matter pada 11 April 2022.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline